Wacana Tunda Pemilu Layu Sebelum Berkembang! PKB, Golkar-PAN Terancam Perpecahan Internal

Laporan: Ari Harahap
Selasa, 08 Maret 2022 | 13:11 WIB
Wacana tunda pemilu layu sebelum berkembang/net
Wacana tunda pemilu layu sebelum berkembang/net

SinPo.id - Wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden yang digaungkan oleh Ketum PKB, Muhaimin Iskandar, Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, dan Ketum PAN, Zulkifli Hasan layu sebelum berkembang.

Bahkan wacana tersebut mendapat penolakan dari partai sesama koalisi dan berbagai elemen masyarakat.

Demikian disampaikan pengamat komunikasi politik, M. Jamiluddin Ritonga kepada SinPo.id, Selasa (8/3).

"Penolakan tersebut tampaknya akan berimplikasi terhadap PKB, Golkar, dan PAN. Sebab, tiga sosok tersebut merupakan ketua umum partai," ujar Jamiluddin.

Jamiluddin mengatakan terbuka peluang perpecahan di internal PKB, Golkar, dan PAN. Menurutnya, indikasi ke arah itu sudah terlihat dengan adanya perbedaan pendapat kadernya dengan ketua umumnya.

"Perbedaan itu akan mengarah pada perpecahan internal. Hanya saja hal itu masih bersifat laten," jelasnya.

Namun, akademisi Universitas Esa Unggul itu menilai seiring dengan semakin banyaknya penolakan atas wacana tersebut. Maka, perpecahan itu akan semakin mengemuka.

"Perpecahan itu akan mengemuka ke eksternal partai seiring semakin intensnya penolakan terhadap wacana penundaan pemilu," tandasnya.

Kader PAN Kecewa

Disisi lain, Sekretaris Majelis Penasihat Partai Wilayah (MPPW) PAN Jawa Barat, Ahmad Adib Zain mengaku kecewa dengan pernyataan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) mendukung soal penundaan Pemilu 2024.

Atas pernyataan itu Zulhas pun diminta untuk meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia dan mencabut serta membatalkan pernyataan soal penundaan Pemilu 2024.

Dia meminta Zulhas meminta maaf dan menarik ucapan. Dia bahkan membuat pernyataan "Menggugat Zulkifli Hasan" pada Selasa (1/3).

Ada enam poin dalam pernyataan sikap, Adib memberikan tenggat waktu selama 3 x 24 jam untuk Zulhas. Di mana, jika tidak melakukan pencabutan dan pembatalan pernyataan tentang penundaan jadwal pemilu, Adib meminta Zulhas mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam suatu Rakernas dan atau Kongres Luar Biasa (KLB) PAN.

Namun hingga batas yang ditentukan belum juga ada sikap dari Zulhas. Adib lantas membuat kembali pernyataan dan tuntutan terbuka kepada Zulhas yang disebarluaskan pada 4 Maret lalu.

"Kita meminta kepada saudaraku Zulkifli Hasan mencabut dan membatalkan pernyataannya tentang penundaan Pemilu 2024, meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, dan menyatakan PAN bersedia dan siap menyukseskan Pemilu 2024," ujar Adib, melansir Kantor Berita Politik RMOLID, Selasa (8/3).

Adib pun menyebarkan pernyataan ini dengan cepat pesan berantai dan meminta kepada rakyat Indonesia yang mendukung untuk mengirimkan pesan ke nomor yang tertera.

"Terima kasih, saudaraku telah membangun haraPAN melalui Pemilu yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali dapat mewujudkan kedaulatan rakyat Indonesia," pungkas Adib.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI