Larangan Terbang Di Ukraina Batal Terwujud, Putin Tebar Ancaman

Laporan: Ari Harahap
Minggu, 06 Maret 2022 | 14:53 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin/net
Presiden Rusia, Vladimir Putin/net

SinPo.id -  Permohonan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepada Barat untuk mendukung zona larangan terbang karena posisi negaranya yang terkepung akibat invasi Rusia nampaknya sulit tercapai.

Sejauh ini permohonan itu dikesampingkan lantaran dikhawatirkan akan meningkat menjadi perang yang lebih luas dengan Rusia.

Terlebih, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam negara yang memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina bakal dianggap ikut campur dengan urusan mereka.

Putin memperingatkan pemberlakuan zona larangan terbang akan memiliki "konsekuensi kolosal dan bencana tidak hanya untuk Eropa tetapi juga seluruh dunia".

"Setiap gerakan ke arah ini akan dianggap oleh kami sebagai partisipasi dalam konflik bersenjata oleh negara itu," kata Putin dalam pertemuan dengan karyawan maskapai penerbangan nasional Aeroflot dikutip dari AFP, Minggu (6/3).

Dengan serangan militer Moskow pada pekan kedua, korban ekonomi dan kemanusiaan perang telah meningkat, dan mendorong warga sipil melarikan diri.

Meski demikian, Putin menepis rumor bahwa Kremlin berencana untuk mengumumkan darurat militer di Rusia.

"Hukum militer seharusnya hanya diperkenalkan dalam kasus-kasus di mana ada agresi eksternal, kami tidak mengalaminya saat ini dan saya harap kami tidak akan mengalaminya," jelasnya.

Sebelumnya diketahui, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkritik Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang tidak menerapkan zona larangan terbang di langit negaranya.

Menurutnya, NATO dengan sengaja membuat narasi Rusia akan terprovokasi dan berbalik menyerang lembaga itu jika zona larangan terbang di atas langit Ukraina diterapkan.

Zelensky menyebut para pemimpin di NATO seolah-olah memberi lampu hijau kepada Rusia untuk mengebom kota dan desa-desa di Ukraina. Padahal mereka mampu menutup Zona terbang di atas langit Ukraina, tapi hal itu justru tidak dilakukan.

"Selama sembilan hari kami telah melihat perang sengit - menghancurkan kota-kota kami, menembaki orang-orang kami, anak-anak kami, lingkungan perumahan, gereja, sekolah, menghancurkan segala sesuatu yang menyediakan kehidupan normal, kehidupan manusia," kata Zelensky.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI