Balas Gus Muwafiq Soal Wadas, Roy Murtadho: Agama 'Sedang' Dijadikan Pelumas Kepentingan Pemilik Modal

Laporan: Ari Harahap
Jumat, 04 Maret 2022 | 11:50 WIB
Roy Murtadho/net
Roy Murtadho/net

SinPo.id - Pendiri Pesantren Ekologis Misykat Al-Anwar Bogor, Roy Murtadho menyoroti isi ceramah KH Ahmad Muwafik atau yang akrab disapa Gus Muwafik saat mengisi pengajian memperingati Isra Miraj di Desa Wadas, Purwerejo, Jawa Tengah.

"Agama sedang dijadikan sebagai pelumas kepentingan kelas penguasa dan pemilik modal," ujar Roy Murtadho dikutip dari akun Twitter pribadinya @MurtadhoRoy, Jumat (4/3).

Roy mengatakan Gus Muwafiq tak perlu mengajari warga Desa Wadas untuk hidup rukun dan memperbanyak sholawat. Karena menurutnya, warga Desa Wadas sudah rajin melaksanakan istighosah dan sholawatan.

"Yang menggelikan Gus Muwafiq malah ngajari warga Wadas untuk lebih banyak sholawatan dan rukun. Ia lupa bahwa warga Wadas sangat rajin menggelar istighosah dan sholawatan," jelasnya. 

Dia menuturkan dirinya sudah dua kali datang ke Desa Wadas untuk mengisi ceramah dan mengantar sahabatnya memimpin istighosah. 

Lebih lanjut, menurutnya, apa yang disampaikan Gus Muwafiq tersebut menunjukkan kalau dirinya lebih dekat dengan teologi fatalis (jabariyah) dibanding ahlusunnah wal jamaah. 

"Karena itu pandangan-pandangan Gus Muwafiq harus direspon dengan membuka perdebatan akademik," tegasnya. 

Dia menjelaskan Gus Muwafiq tampaknya lupa bahwa yang membuat warga hidup tak rukun itu karena adanya tambang yang masuk ke Desa Wadas. 

"So, ngga usah menggurui rakyat untuk banyak ibadah biar bisa hidup rukun. Siapa pula yg ngga suka damai dan kerukunan?" tandasnya.

Sebelumnya diketahui, Gus Muwafiq saat mengisi pengajian memperingati Isra Miraj di Desa Wadas mengharapkan para warga hidup rukun ibarat dua saudara yang duduk untuk bersatu kembali.

"Semua yang ada di dunia sudah ada catatan Gusti Allah SWT, termasuk jadi apa tidaknya quarry di Wadas, kita posisikan diri kita masing-masing sesuai porsinya," kata Gus Muwafiq. 

Menurutnya, warga Wadas harus mampu berdampingan dan hidup rukun. Sebagai desa yang berkultur Nahdliyin, dia mengajak warga aktif menghidupkan kegiatan kegiatan keagamaan termasuk salawatan. 

"Salawatan membuat rukun, itu ciri khas santri," ujarnya. 

Gus Muwafiq yakin masalah yang dihadapi desa Wadas bisa diselesaikan sendiri tanpa orang luar.

"Saya mengajak masyarakat Desa Wadas yang setuju atau tidak setuju untuk makan bersama. Besok saya bawakan sapi untuk sembelih dimakan bersama sehingga tercipta guyub rukun di tengah-tengah warga Wadas," tegasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI