Cadas! Ratusan Diplomat Walkout Saat Menlu Rusia Pidato Di Konferensi Perlucutan Senjata

Laporan: Ari Harahap
Rabu, 02 Maret 2022 | 11:46 WIB
Ratusan Diplomat walkout/net
Ratusan Diplomat walkout/net

SinPo.id - Ada yang menarik perhatian ketika Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov berbicara pada Konferensi Perlucutan Senjata (Conference on Disarmament) di Jenewa, Swiss.

Duta Besar Ukraina dan lebih dari 100 diplomat dari sekitar 40 negara Barat dan sekutu, termasuk Jepang melakukan aksi walkout pada Selasa (1/3).

Para diplomat berdiri dan meninggalkan ruangan ketika video yang menampilkan Sergei Lavrov mulai diputar. Mereka melakukan tindakan itu sebagai protes atas invasi Rusia ke Ukraina, menurut seorang jurnalis AFP di ruangan itu.

Duta Besar Ukraina Yevheniia Filipenko termasuk di antara banyak diplomat yang walk out saat video mulai diputar, meninggalkan ruangan yang hampir kosong.

Di luar, mereka berkumpul di depan bendera Ukraina dan memberikan tepuk tangan meriah yang dapat terdengar di ruangan tempat pidato Lavrov berlanjut.

Di dalam ruangan, hanya tersisa segelintir duta besar dari negara-negara, termasuk Yaman, Suriah, Venezuela, dan Tunisia yang mendengar pidato Menlu Rusia.

Lavrov telah merencanakan untuk menghadiri sidang Dewan Hak Asasi Manusia secara langsung. Namun perjalanannya ke Jenewa terhalang karena adanya larangan negara-negara Eropa terhadap penerbangan dari Rusia.

Dia menuduh Ukraina berusaha memperoleh senjata nuklir, hal ini merupakan klaim tak berdasar yang digunakan Moskow sebagai salah satu pembenaran untuk invasinya. Ukraina menyerahkan persenjataan nuklir era Soviet pada tahun 1994 dengan imbalan jaminan keamanan.

Lavrov mengulangi pernyataan Kremlin bahwa Ukraina telah "Membuat klaim teritorial terhadap Federasi Rusia, mengancam akan menggunakan kekuatan dan memperoleh kemampuan nuklir militer," ujar Lavrov.

Lavrov menambahkan bahwa Amerika Serikat harus menarik senjata nuklirnya keluar dari Eropa dan membongkar infrastruktur terkait.

"Histeria, saat ini di NATO dan Uni Eropa menegaskan bahwa itu adalah dan masih merupakan tujuan AS dan semua sekutunya yang dibangun oleh Washington untuk menciptakan 'anti-Rusia'," katanya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI