Rincian Sanksi AS Untuk Rusia: Dari Putin-Menlu, Puluhan Perusahaan-Bank Hingga Elit Masuk Daftar Hitam
SinPo.id - Presiden Amerika Serikat Joe Biden kembali menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Kali ini, Biden menjatuhkan sanksi terhadap Presiden Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov. Kabar ini dikonfirmasi Gedung Putih, Jumat (25/2).
Selain Amerika, Uni Eropa juga melakukan hal sama dengan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Menguti CNN, Sabtu (26/2), Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan keputusan tersebut diambil setelah Presiden melakukan sambungan telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
"Amerika Serikat akan bergabung dengan mereka dalam menjatuhkan sanksi kepada Presiden Putin dan Menlu Lavrov dan anggota tim keamanan nasional Rusia," kata Psaki kepada wartawan.
"Saya berharap kami akan memiliki lebih banyak detail terkait hal ini nanti," lanjutnya.
Saat ditanya apa yang berbeda dari sanksi yang diumumkan pada Kamis dan Jumat, ketika Biden mengumumkan babak baru sanksi yang tidak termasuk Putin, Psaki mengatakan opsi itu "telah dipertimbangkan dan [berada] di meja dalam beberapa waktu".
"Pandangan kuat dan prinsip kuat Presiden sejak awal konflik ini dan sebelumnya saya harus katakan, adalah mengambil tindakan dan langkah-langkah yang sejalan dengan mitra Eropa kami, dan ini adalah bukti dari itu," ujar Psaki.
Pemimpin Rusia akan menjadi target profil tertinggi dalam upaya untuk membebankan biaya pada ekonomi Rusia dan lingkaran dekat Putin setelah invasi Rusia ke Ukraina. Kemungkinan sejumlah pejabat Rusia juga akan masuk dalam daftar.
Sebelumnya, Joe Biden menyatakan mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Biden juga telah dua kali menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Berikut rinciannya:
1. Membatasi Rusia untuk melakukan bisnis dalam dolar, euro, pounds, dan yen termasuk membatasi Rusia menjadi bagian dari ekonomi global.
2. Menghentikan bantuan untuk membiayai dan menumbuhkan militer Rusia.
3. Mengganggu Rusia untuk bersaing dalam ekonomi abad ke-21 yang berteknologi tinggi.
4. Membekukan aset mencapai 1 triliun dolar AS terhadap bank Rusia di AS.
5. Memutuskan lembaga keuangan terbesar Rusia, Sberbank dan 25 anak perusahaannya dari sistem keuangan AS. Sebagai catatan, Sberbank memegang hampir sepertiga dari keseluruhan aset sektor perbankan Rusia.
6. Pemblokiran penuh pada VTB Bank, bank terbesar kedua Rusia, dan 20 anak perusahaannya.
7. Sanksi pemblokiran penuh pada tiga bank besar Rusia lainnya: Bank Otkritie, Sovcombank OJSC dan Novikombank.
8. Membekukan 13 perusahaan dari pasar AS meliputi: Sberbank, AlfaBank, Bank Kredit Moskow, Gazprombank, Bank Pertanian Rusia, Gazprom, Gazprom Neft, Transneft, Rostelecom, RusHydro, Alrosa, Sovcomflot dan Russian Railways.
9. Elite Rusia dan anggota keluarga masuk daftar hitam. Rinciannya: Sergei Ivanov (dan putranya, Sergei), Andrey Patrushev (dan putranya Nikolai), Igor Sechin (dan putranya Ivan), Andrey Puchkov, Yuriy Solviev (dan dua perusahaan real estat yang dimilikinya), Galina Ulyutina dan Alexander Vedyakhin.
10. 24 orang dan perusahaan Belarusia termasuk dua bank milik negara, sembilan perusahaan pertahanan, dan tujuh pejabat dan elite yang terkait dengan rezim turut dijatuhi sanksi.
11. Sanksi terhadap militer Rusia.
12. Sanksi atas impor teknologi tertentu ke Rusia.
"Kami juga memblokir empat bank besar lagi. Itu berarti setiap aset yang mereka miliki di Amerika akan dibekukan," kata Biden.
“Ini akan memakan waktu dan kita harus menunjukkan tekad, jadi dia tahu apa yang akan terjadi. Jadi orang-orang Rusia tahu apa yang dia bawa pada mereka. Itulah masalahnya. Ini akan memakan waktu,” tutur Biden.