Serang Anies Baswedan, Ketua DPDR DKI: Dia Itu Gubernur, Otaknya Jadi presiden, Ya Repot?!!
SinPo.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai tak menghargai capaian Gubernur sebelumnya dalam memimpin DKI Jakarta. Hal itu disayangkan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.
Demikian kata Prasetyo Edi Marsudi saat menjadi bintang tamu dalam sebuah podcast yang diunggah di kanal YouTube Total Politik.
Dia mengaku dirinya kerap memberi saran hingga kritik kepada Anies dalam membuat kebijakan hingga pembangunan di DKI Jakarta. Namun menurutnya, Anies tak menjadikan saran tersebut sebagai pertimbangan akan program yang dijalankan.
Padahal, Prasetyo mengatakan, posisi Gubernur DKI dengan Ketua DPRD DKI sejajar dalam struktur pemerintahan.
"Jadi, beliau (Anies) itu menjadi gubernur, otaknya jadi presiden. Ya repot. Ini saya ngomong apa adanya. Saya merasakan. Gubernur sama Ketua DPRD kan sama levelnya. Sama-sama dipilih rakyat. Kalau ini enggak ada kebersamaan, bagaimana?" ujar Prasetyo dikutip SinPo.id, Rabu (23/2).
Prasetyo kemudian mencontohkan sikap orang nomor satu di ibukota negara yang dianggap mengabaikan pembangunan gubernur sebelumnya.
Di antaranya adalah RPTRA yang dibangun sejak Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI. Kini, Anies mengganti nama RPTRA menjadi Taman Maju Bersama.
"Saya enggak ngerti itu Taman Maju Bersama. Kalau RPTRA kan paling gampang. Hal-hal seperti itu enggak bisa menghargai ide orang. Selalu mengatakan dia (Anies) yang paling benar," ungkapnya.
Lebih lanjut, contoh lainnya, kata Prasetyo, adalah taman Kalijodo yang dulu direvitalisasi oleh Ahok menjadi ikon Jakarta dengan berbagai fasilitas publik, setelah sebelumnya merupakan lokalisasi prostitusi.
Saat ini, taman Kalijodo terbengkalai dan tak terawat. "Soal Kalijodo, coba lihat sekarang, kembali ke asal muasalnya lagi. Padahal dulu kita mengeksekusi itu untuk tempat ikon baru. Itu kan sekarang berantakan lagi," jelasnya.
"Kayak begitu saja enggak bisa menjaga. Padahal kan harus dihormati juga pemerintahan sebelumnya yang membuat. Kalau sekarang, yang penting asal beda. Ya repot," tandasnya.

