Riak-riak Dukungan La Nyalla Nyapres, Pengamat: Dia Tidak Punya Nilai Jual
SinPo.id - Dukungan masyarakat Persaudaraan Borneo Gemilang untuk Ketua DPD La Nyalla Mattalitti maju sebagai capres dinilai sebagai hal lumrah dalam negara demokrasi.
Indonesia yang menganut demokrasi, rakyatnya tentu berhak untuk mendukung dan didukung sebagai calon presiden. Hal itu juga berlaku untuk La Nyalla.
Demikian disampaikan pengamat komunikasi politik, M. Jamiluddin Ritonga dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (21/2).
"Hanya saja, dukung mendukung yang mengemuka di Indonesia kerapkali hanya dipermukaan. Hal itu terjadi karena politik mobilisasi masih dominan di tanah air," ujar Jamiluddin.
Karena itu, kata Jamiluddin, banyaknya deklarasi terhadap La Nyalla bukan berarti sebagai bukti besaran dukungan terhadapnya. Dia mengatakan bisa jadi deklarasi itu hanya diinisiasi segelintir orang tapi mereka mampu memobilisasi banyak orang.
"Akibatnya, deklarasi terlihat wah yang mempertontonkan seolah-olah dukungan yang besar terhadap La Nyalla," katanya.
Namun, Akademisi Universitas Esa Unggul itu mengungkapkan dukungan terhadap La Nyalla tersebut berbanding terbalik dengan elektabilitasnya berdasarkan hasil survei.
"Praktis hasil survei dari beberapa lembaga survei yang kredibel, elektabilitas La Nyalla tidak ada sama sekali. Ini artinya, keterpilihan La Nyalla memang tidak ada," ungkapnya.
Padahal, menurut Jamiluddin, sebagai Ketua DPD RI La Nyalla sudah berkeliling Indonesia, akan tetapi elektabilitasnya tetap tidak terangkat sama sekali.
"Sosok La Nyalla memang tidak punya nilai jual untuk jadi capres," jelasnya.
Sehingga, Jamiluddin menegaskan meskipun ada dukungan terhadap La Nyalla, tapi peluangnya untuk maju capres tampaknya sangat kecil.
"Perkiraan ini tentu berlaku bila capres mempersyaratkan presidential threshold 20 persen," tegasnya.

