Tahu-Tempe Bakal Amsiong Di Pasaran! Perajin Di Jakbar Ancam Mogok Produksi 3 Hari

Laporan: Rahmat
Senin, 14 Februari 2022 | 19:57 WIB
Salah satu lokasi perajin Tahu-Tempe di Jakbar/SinPo.id
Salah satu lokasi perajin Tahu-Tempe di Jakbar/SinPo.id

SinPo.id -  Perajin tahu-tempe merencanakan aksi mogok dalam kurun tiga hari kedepan. Hal ini lantaran harga kedelai naik dari Rp9 ribu menjadi Rp11 ribu per Kg pada Desember 2021 dan Januari 2022. Lonjakan harga itu meningkatkan biaya produksi tahu-tempe di Indonesia.

Imbas kenaikan harga yang cukup signifikan ini membuat para perajin harus menurunkan angka produksinya perhari.

Perajin tempe dan tahu di kawasan komplek pusat industri kecil kopti, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, mengeluhkan tingginya harga kacang kedelai impor sejak beberapa waktu terakhir.

“Kami minta agar pemerintah bisa menekan harga kacang kedelai, jangan terus naik. Untuk sekarang kita perkecil ukurannya agar dapat uang masak aja gitu," ucap perajin tempe dan tahu, Kasnoto, di Jakarta Barat, Senin (14/2).

Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan harga kedelai internasional yang terus melambung bakal menaikkan harga tahu dan tempe. Pasalnya, sekitar 80 persen pasokan kedelai berasal dari impor.

Direktur Jenderal Perdagangan Kemendag Oke Nurwan memperkirakan harga tempe di level perajin bakal menembus Rp10.300-Rp10.600 per kg dalam waktu dekat. Untuk tahu, harganya berpotensi naik ke level Rp52.450-Rp53.700 per papan atau Rp700 per potong dari harga saat ini Rp650 per potong.

Sementara, untuk harga jual di pasar, ia perkirakan tempe bakal naik Rp300 per kg dan Rp50 per potong untuk tahu. Perkiraan dibuat jika harga kedelai tak melebihi Rp12 ribu per kg. Sebagai perbandingan, Oke mencatat harga kedelai Rp11.240 per kg pada pekan pertama Februari 2022.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI