Pengamat Nilai Kritikan PSI Ke Prabowo Karena Tak Paham Isu Pertahanan

Laporan: Ari Harahap
Sabtu, 12 Februari 2022 | 17:12 WIB
Jet tempur Rafale/net
Jet tempur Rafale/net

SinPo.id - Kritikan Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest terhadap kebijakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dinilai karena tidak memahami soal isu-isu pertahanan.

Hal itu disampaikan Pengamat Pertahanan dan Keamanan, Robi Sugara menanggapi kritik PSI terhadap Kementerian Pertahanan terkait pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Robi mengatakan, PSI tidak mengerti dua model ancaman yang sedang dihadapi negara, yaitu ancaman yang bersifat tradisional dan ancaman yang bersifat nontradisional.

“Sederhananya ancaman tradisional itu bersifat militer dan nontradisional itu antara lain seperti wabah Covid saat ini,” ujar Robi dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (12/2).

Robi menjelaskan, saat ini bukan hanya Indonesia, namun seluruh negara di dunia ini mengalami ancaman non-tradisional seperti wabah Covid yang terus bermutasi dan mengancam perekonomian.

Namun, ancaman dari luar yang bersifat militer, kata dia, masih terjadi dan suatu waktu bisa meningkat eskalasinya.

Robi mencontohkan konflik di laut China Selatan dengan kehadiran AUKUS sejak dirilis Presiden Amerika Joe Biden pada September 2021.

AUKUS yang merupakan singkatan dari Australia, United Kingdom, dan Unites States of America bersepakat menghalau kekuatan ekonomi dan militer China di Asia Pasifik.

“Selain itu di Eropa Timur, Rusia sedang terganggu oleh kehadiran NATO di sana,” tambah alumni Strategic Studies, RSIS-NTU Singapura ini.

“Dari AUKUS ini, Australia akan mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir buatan Amerika yang pasti akan membahayakan pertahanan laut kita,” tambahnya.

Robi mengungkapkan, pembelian pesawat jet Rafale generasi 4 dan 5 buatan Prancis oleh Kemenhan saat ini adalah langkah yang tepat dan moderat. Terutama untuk merespon secara tidak langsung kehadiran AUKUS di Asia Pasific.

Sekaligus Kemenhan juga sedang mengincar dua kapal selam Scorpene buatan Prancis.

"Dan langkah moderatnya karena membeli pesawat tempur SU-35 buatan Rusia dan F-35 buatan Amerika selain pertimbangan harga yang supermahal karena beresiko tinggi dampak tekanan dari kedua negara tersebut,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Robi menjelaskan pemberitaan pembelian pesawat ini dipubliaksi secara resmi di halaman media sosial Kemenhan dengan menyebut pembelian itu merujuk pada perencanaan yang dilakukan Kemenhan.

“Sebetulnya mudah bagi PSI untuk meminta data secara detail terkait kontrak pembelian pesawat jet tempur tersebut,” tandasnya.

Sebelumnya diketahui, Juru Bicara PSI Rian Ernest mengkritik keputusan pemerintah dalam pengadaan pesawat tempur Dassault Rafale dan kapal selam Scorpene buatan Prancis.

Menurut PSI, keputusan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) ini sebagai langkah yang tidak bijak di tengah kondisi pandemi yang masih menjadi ancaman serta perekonomian yang belum pulih.

PSI juga meminta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto transparan ke publik terkait pembelian alutsista.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI