Warga Desa Tualane NTT Perbaiki Rumah Pascabanjir Bandang
SinPo.id - Banjir bandang yang terjadi di Desa Tualene di Kecamatan Biboki Tanpah, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur pada Senin lalu (7/2) masih menyisakan banyak kesibukan warga.
Warga terdampak banjir bandang tersebut sejauh ini masih tampak memperbaiki rumah mereka yang rusak akibat terjangan bencana tersebut.
Terlebih, banjir serupa juga terjadi berselang dua hari kemudian, tepatnya pada Rabu (9/2) kemarin. Hal ini tentunya menyulitkan para warga yang terdampak.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten TTU Yosefina Lake menuturkan bahwa sejauh ini banjir tersebut telah surut.
Namun demikian warga masih belum bisa tenang, lantaran sejumlah sisi rumah mereka ada yang rusak dan perlu perbaikan segera pascabanjir.
“Kami masih melakukan pemantauan desa-desa yang terdampak bencana pada hari ini,” ujar Yosefina dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, pada Kamis (10/2).
Ia menambahkan setelah banjir bandang terjadi, pihaknya melakukan kajian lapangan terhadap desa-desa yang terdampak banjir tersebut.
BPBD setempat juga masih melakukan penilaian dampak pascabanjir dan berkoordinasi dengan pihak kecamatan maupun desa.
Dilaporkan ada 97 kepala keluarga yang terdampak bencana tersebut. Banjir juga menerjang sawah seluas 11,84 hektar dan lahan jagung seluas 3,2 hektar.
Banjir bandang ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut selama dua hari yakni pada Senin (7/2) dan Rabu (9/2) lalu.
Berdasarkan peringatan dini cuaca pada hari ini, Kamis (10/2), wilayah Nusa Tenggara Timur secara umum masih berpeluang hujan lebat yang disertai petir atau kilat dan angin kencang.
Sedangkan pantauan prakiraan cuaca pada tingkat kecamatan, Biboki Tanpah masih berpeluang hujan dengan intensitas hujan ringan-sedang hingga petir pada hari ini dan esok hari (11/2) hujan ringan hingga lebat.
"Menyikapi kondisi ini, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap bahaya banjir susulan." ujar Kapusdatinkom BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menghindari atau memitigasi risiko bahaya banjir, seperti evakuasi warga sejak dini sebelum terjadi banjir maupun penyiapan tempat evakuasi sementara dengan mengedepankan protokol kesehatan.

