Kerangkeng Manusia Langkat Dulunya Tempat Pembinaan Anggota PP Pecandu Narkoba

Laporan: Khaerul Anam
Senin, 07 Februari 2022 | 21:34 WIB
Bupati Langkat Nonaktif, Terbit Rencana Perangin Angin/SinPo.id/Khaerul Anam
Bupati Langkat Nonaktif, Terbit Rencana Perangin Angin/SinPo.id/Khaerul Anam

SinPo.id - Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin membantah kerangkeng manusia yang ada di rumahnya digunakan sewenang-wenang. Terbit menyebut tempat itu sebagai lokasi pembinaan.

"Itu bukan kerangkeng manusia. Itu tempat pembinaan," ujar Terbit di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (7/2).

Terbit mengklaim tempat itu dibuat untuk pembinaan organisasi Pemuda Pancasila (PP) di lingkungannya. Tempat itu dibuat untuk menghilangkan sikap adiksi kepada anggota PP yang kecanduan narkoba.

"Organisasi sendiri saya sebagai tokoh Pemuda Pancasila. Supaya bisa menghilangkan pecandu narkoba," papar Terbit.

Terbit juga membantah adanya perbudakan selama masa pembinaan berlangsung. Menurutnya, mereka semua disuruh bekerja di lahan sawit miliknya untuk merubah diri menjadi pribadi yang lebih baik.

"Bukan dipekerjakan, hanya untuk memberikan sebagai skill. supaya menjadi keterampilan dari situ orang itu bisa memanfaatkan di luar," ucap Terbit.

Terbit mengamini lokasi itu tidak memiliki izin untuk menjadi tempat rehabilitasi narkoba. Menurutnya, tempat itu sedari awal merupakan tempat pembinaan organisasi internal.

"Kalau izin, itu bukan rehaban, itu pembinaan. Awalnya itu pembinaan untuk organisasi," dalih Terbit.

Dia juga menyebut masyarakat tidak ada yang protes dengan tempat itu. Malah, kata dia, beberapa warga meminta keluarganya dibina di sana.

"Iya sifatnya membantu warga di sana. Tidak ini permintaan masyarakat," kata Terbit.

Sebelumnya, dugaan adanya kekerasan dalam kerangkeng manusia di rumah Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin makin kuat. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan alat yang diduga digunakan untuk menyiksa di kerangkeng itu.
?
"Kami menemukan adanya kekerasan, bentuk kekerasan, pola kekerasan, sampai alat kekerasannya (alat penyiksa)," kata Komisioner Komnas HAM M Choirul Anam di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (7/2).
?
Anam enggan memerinci alat dan pola kekerasan yang ditemukan pihaknya. Temuan itu bakal terus didalami dan ditanyakan kepada para pihak terkait termasuk Terbit.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI