Militer Pakistan Tembak Mati 20 Pemberontak Usai Serangan Di Balochistan
SinPo.id - Militer Pakistan mengatakan telah menembak mati sedikitnya 20 pemberontak di Balochistan setelah dua pos militer diserang di provinsi barat daya dalam beberapa jam pada Rabu lalu.
“Sebanyak 20 gerilyawan tewas selama operasi Panjgur dan Noshki,” bunyi pemberitaan sayap media militer Pakistan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, (5/2).
“Setidaknya sembilan tentara Pakistan tewas dalam serangan terbesar dalam beberapa tahun terakhir,” tambah pernyataan itu.
Tentara Nasionalis Balochistan (BLA) separatis yang baru dibentuk mengaku bertanggung jawab atas serangan di distrik Panjgur dan Noshki.
Serangan di Noshki digagalkan pada hari Kamis, tetapi serangan di Panjgur baru dapat diredam pada hari Sabtu, kata tentara.
Pasukan keamanan telah menyelesaikan operasi pembersihan hari ini,” katanya.
BLA juga mengeluarkan pernyataan pada Sabtu malam yang mengatakan "semua target berhasil dicapai".
Dikatakan 16 pejuang mengorbankan diri mereka dalam serangan itu, namun pernyataan itu belum dapat dipertanggungjawabkan menyusul belum ada pihak yang mengakuinya.
Pemberontak Baloch telah memerangi pemerintah selama beberapa dekade, menuntut negara bagian yang terpisah dan mengatakan pemerintah pusat secara tidak adil mengeksploitasi sumber daya gas dan mineral Balochistan yang kaya.
Kekerasan terbaru terjadi seminggu setelah pejuang bersenjata menewaskan 10 tentara dalam serangan terhadap sebuah pos keamanan di kota Kech di provinsi Balochistan, yang telah lama menjadi lokasi pemberontakan bersenjata.
Hari-hari pertempuran terjadi ketika Perdana Menteri Pakistan Imran Khan melakukan kunjungan resmi ke China, yang telah berinvestasi secara signifikan di Balochistan, yang selanjutnya memicu ketegangan.
Investasi China di Balochistan adalah bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan Beijing, yang juga menyebabkan ketegangan di provinsi tersebut.
Proyek Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) yang menghubungkan wilayah Xinjiang di barat jauh China dengan pelabuhan strategis Gwadar di Balochistan telah memicu klaim bahwa arus masuk investasi yang besar tidak menguntungkan penduduk setempat.
Sementara koridor ekonomi menawarkan pintu gerbang yang menguntungkan bagi China ke Samudra Hindia, keamanan para pekerjanya telah lama menjadi perhatian.
Islamabad dan Beijing telah menjalin hubungan yang kuat dalam beberapa tahun terakhir.

