Komisi III DPR RI: Saracen Harus Dituntaskan Sampai ke Akar-Akarnya

Laporan:
Sabtu, 26 Agustus 2017 | 16:31 WIB
Ahmad Sahroni selaku Anggota Komisi III DPR - Foto: ilustrasi
Ahmad Sahroni selaku Anggota Komisi III DPR - Foto: ilustrasi

Jakarta, sinpo.id - Ahmad Sahroni selaku Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem memberikan tanggapannya terkait Saracen. Politisi NasDem ini berpandangan, keberadaan kelompok semacam ini berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara. Karena, mereka menyebarluaskan konten kebencian.

"(Kelompok)  ini jelas-jelas sangat berbahaya. Karena dengan informasi yang mereka buat dan disebar ke lini masa atau medsos dibiarkan, mampu memporak porandakan keutuhan dan kesatuan bangsa," ucapnya saat dimintai keterangan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (25/8).

Baginya, kejahatan yang dilakukan oleh Saracen ini jauh melebihi kejahatan apa yang dilakukan oleh jaringan narkoba. Legislator dapil DKI Jakarta III ini juga mengharapkan dan mendesak agar pihak kepolisian segera mengusut tuntas jaringan ini.

"Kejahatan ini jelas lebih terstruktur dan terukur untuk merusak dan menghancurkan bangsa, ini jauh lebih bahaya. Makanya, "pabrik" hoax ini harus dihancurkan. Ini harus dituntaskan sampai ke akar-akarnya,  siapa pihak yang di belakang jaringan ini,  penyuplai dana, pemesan produk hoaxnya. Saya minta kepada Kapolri untuk menindak tegas dan memburu dalang jaringan perusak bangsa ini, " imbuhnya.

Sebelumnya, Selasa (23/8), Polri telah merilis tertangkapnya tiga tersangka jaringan Saracen. Jaringan ini merupakan kelompok yang bekerja sesuai pesanan pihak tertentu untuk memproduksi berita-berita palsu atau hoax di media sosial. Sindikat ini memiliki jaringan sangat luas. Jumlah akun  yang dimiliki kelompok Saracen ini bahkan mencapai 800 ribu akun.

Sahroni mencurigai jaringan inilah yang selama ini sering memproduksi informasi maupun berita yang disebar melalui medsos untuk mendiskreditkan Presiden Joko Widodo dan pemerintahannya.

"Jangan-jangan mereka ini yang mengembuskan tentang isu-isu negatif seperti PKI kepada Presiden Jokowi serta memproduksi berita yang bernada kebencian kepada Pemerintahan saat ini," tutupnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI