Kasus Kakek Tewas Dikeroyok, Sahat Dio: Polisi Harus Tangkap Para Pelaku

Laporan: Jihan Nabila
Senin, 24 Januari 2022 | 14:49 WIB
Aksi sekelompok orang mengejar mobil kakek HM/Ig @jurnalisupdate
Aksi sekelompok orang mengejar mobil kakek HM/Ig @jurnalisupdate

SinPo.id - Seorang kakek berusia 89 tahun tewas dikeroyok sejumlah warga di Jalan Pulokambing, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (23/1) dini hari. Ia dianiaya lantaran diteriaki maling dan dikejar sejumlah warga, yang padahal sebelumnya kendaraan yang korban tumpangi hanya menyenggol sepeda motor.

Pengamat kepolisian Sahat Dio meminta polisi menangkap para pelaku penganiayaan, khususnya provokator yang meneriaki korban sebagai pencuri.

"Harus diusut tuntas kasus ini. Pertama, harus dicari tahu siapa yang serempetan atau disenggol motornya oleh korban. Dari situ kemungkinan bisa terungkap pelaku, terutama provokator," ujar Sahat

Menurut Sahat, pencarian pelaku ini cukup mudah. Hanya dengan mengecek rekaman kamera pengintai atau CCTV yang ada, di sekitar lokasi kejadian.

"Dicek pertama kali senggolan di mana. Katanya di kawasan Tebet, cek kamera CCTV milik pemerintah maupun swasta yang ada di sekitar lokasi. Video yang viral juga bisa membantu," kata dia.

Setelah seluruh pelaku bisa diketahui dan ditangkap, kepolisian terutama Polda Metro Jaya perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja aparatnya yang dikabarkan berada di lokasi kejadian, namun tak mampu berbuat apa-apa. Ini penting dilakukan agar insiden serupa tak terulang lagi.

 

"Diperiksa itu anggota yang viral videonya di medsos sampai menembak mobil korban dengan peluru gas air mata, pakai mobil patroli," kata Sahat.

"Aksi oknum petugas itu kan bisa menambah keyakinan atau psikologis massa bahwa kakek yang diburu itu memang maling. Padahal kenyataannya bukan," sambungnya.

Menurut Sahat, seharusnya aparat tersebut cermat dan hati-hati mengambil tindakan. Apalagi sosok pengemudi yang ia kejar seorang lansia, yang secara fisik dan usia peluangnya sangat kecil untuk melakukan tindak kriminal pencurian.

Sahat pun mempertanyakan mengapa, polisi pengejar mobil korban seperti tak melakukan koordinasi dengan aparat lainnya.

"Kalau dia koordinasi sejak awal pengejaran, dan datang bantuan, massa yang terprovokasi bisa diredam saat hendak menganiaya si kakek," jelasnya.

Sahat juga mempertanyakan kinerja tim patroli Kepolisian yang baru dibentuk, dan yang sempat digembar-gemborkan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Menurut dia, peristiwa itu seharusnya salah satunya bisa diantisipasi oleh tim patroli bermotor tersebut.

"Mana tim patroli yang disebut the dream team dan patroli dari malam hingga subuh itu? Harusnya kan mereka hadir, mendapatkan informasi dan mendatangi lokasi dengan segera serta mencegah peristiwa itu. Kalau jumlah mereka banyak dan berpencar kan bisa ini dicegah," papar Sahat.

Karenanya, Sahat pun menyarankan agar tim patroli sejenis yang bisa bergerak cepat diperbanyak dan disebar ke lokasi rawan. Sehingga kejadian pilu serupa tak terulang kembali di kemudian hari.

"Tim patroli yang dulu ada harusnya diperbanyak, diperkuat. Bukan ketika melakukan kesalahan, disudutkan apalagi dibubarkan. Diedukasi. Ditambah dengan tim yang baru dibentuk. Jalanan Ibu Kota di malam dan dini hari tentunya semakin aman jika ini dijalankan," tandasnya.sinpo

Komentar: