Sebagian Besar Jamaah Haji Indonesia yang Wafat Karena Sakit Jantung

Laporan:
Rabu, 23 Agustus 2017 | 17:44 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Merujuk data yang didapat dari Komisi IX tentang kesehatan jamaah haji, hingga Minggu (20/8/2017) telah terdapat 46 jamaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci. 70 persen, atau 32 orang diantaranya wafat karena penyakit jantung.

Bila kita menoleh kembali pada tahun lalu, total sebanyak 342 jamaah wafat saat menunaikan ibadah haji. Adapun 53 persen diantaranya wafat karena penyakit yang sama.  Data ini semestinya menjadi perhatian khusus pemerintah terkait kesehatan para jamaah ibadah haji.

"Dalam penanaganan kasus jantung yang datang tiba-tiba,  bila dilakukan pertolongan yang tepat, cepat dengan tenaga yang terlatih serta dukungan peralatan yang mendukung, akan mencapai tingkat keberhasilan hingga 65 persen. Dengan kata lain, atas pemetaan persoalan kesehatan yang muncul saat penyelenggaraan ibadah haji, semestinya pemerintah dapat memberi perhatian khusus soal tersebut," ujar anggota Komisi IX DPR RI, Okky Asokawati dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/8/2017).

Pada tahun ini, jumlah jamaah haji asal Indonesia yang berangkat ke Tanah Suci mencapai 221.000 orang, yang terbagi menjadi 507 kloter. Sayangnya menurut Okky, Kementerian Kesehatan hanya menghitung 10 persen dari total jamaah sebagai orang dengan risiko tinggi mengalami gangguan kesehatan.

"Padahal kriteria yang masuk risiko tertinggi yakni di atas usia 75 tahun, dan yang memiliki penyakit tertentu jika ditotal sebanyak 63 persen," paparnya.

 Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah harus memastikan  pemenuhan ketersediaan petugas kesehatan haji terlatih dan terampil. Dalam hal ini Okky menyarankan terdapat satu orang dokter dan dua perawat untuk setiap kloter, dan juga harus ada dua orang dokter dan tiga perawat untuk kloter yang masuk kategori risiko tinggi.

"Juga harus memastikan ketersediaan peralatan emergency seperti Automatic External Defibrillator (AED) portable untuk petugas kesehatan haji, fasilitas transportasi ke faskes rujukan serta fasilitas rujukan yang memadai," tutup Okky.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI