Dasco Desak Pemerintah Lakukan Kajian Mendalam Terkait Dampak Omicron
SinPo.id -Kasus varian covid-19 jenis omicron sudah terdeteksi tiga kasus di Indonesia. Maka dari itu, Pemerintah diminta untuk fokus melakukan kajian yang maksimal terkait dengan varian baru jenis omicron ini.
Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dalam keterangannya kepada wartawan di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (20/12).
"Karena masih ada silang pendapat soal masalah dampak daripada yang terkena omicron ini, belum tahu apakah kemudian membahayakannya seperti apa kita minta pemerintah membuat kajian yang mendalam," ujar Dasco
Koordinator Satgas Lawan Covid-19 DPR itu juga meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya varian baru covid-19 omicron yang sudah terdeteksi di Indonesia.
"Kalau kita panik segala sesuatu yang dilakukan nanti akan tergesa-gesa dan tidak fokus," katanya.
Lebih lanjut, Dasco juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak bosannya menerapkan protokol kesehatan dalam segala aktivitas sehari-hari guna mencegah penyebaran varian tersebut.
"Dengan yang dilakukan itu (protokol kesehatan) lonjakan fovid-19 tidak akan naik seperti yang waktu lalu di negara kita," tandasnya.
Sebelumnya diketahui, Kasus varian covid-19 omicron kembali terdeteksi di Indonesia. Kali ini dua kasus baru varian itu terdeteksi pada Jumat (17/12) kemarin. Dengan temuan tersebut, saat ini sudah ada tiga kasus varian covid-19 omicron di Indonesia.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmidzi mengatakan bahwa dua pasien tersebut merupakan hasil pemeriksaan sampel dari 5 kasus probable Omicron yang baru tiba dari luar negeri.
"Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 tahun, laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M, 50 tahun, laki-laki, perjalanan dari Inggris. Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet," ujar Nadia dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (18/12).
Pasien Omicron pertama terkonfirmasi pada Kamis (16/12) berinisial N, seorang pekerja pembersih di Wisma Atlet Kemayoran. Temuan tersebut merupakan hasil pemeriksaan khusus 'S-Gene Target Failure' (SGTF) yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan pada 14 dan 15 Desember 2021.