Kasus Varian Omicron Di Inggris Naik Dua Kali Lipat, Kini 817 Warga Terinfeksi
SinPo.id - Kasus varian Omicron di Inggris melonjak drastis. Dalam seharian kemarin, ada 249 kasus baru yang dilaporkan. Angka itu menjadi rekor tersendiri bagi Inggris di tengah kewaspadaan negara-negara dunia akan varian baru itu.
Dengan tambahan 249 kasus baru tersebut, hingga Kamis (1/12), Inggris sudah melaporkan sebanyak 817 warganya yang terinfeksi varian yang ditemukan di Afrika Selatan tersebut.
Dalam konferensi pers Downing Street pada Rabu malam waktu setempat, Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa peningkatan dua kali lipat kasus varian tersebut dapat terjadi antara dua hingga tiga hari, seraya menyoroti betapa cepatnya penularan strain (galur) baru itu.
“Peningkatan infeksi varian tersebut menunjukkan penyebarannya lebih cepat daripada yang diperkirakan,” kata Johnson.
Inggris melaporkan 50.867 infeksi baru COVID-19, sehingga total kasus di negara itu menjadi 10.660.981, menurut data resmi yang dirilis pada Kamis.
Negara tersebut juga melaporkan tambahan 148 kematian terkait COVID-19, menambah jumlah kematian akibat penyakit itu di Inggris menjadi 146.135.
Johnson mengumumkan bahwa Inggris akan beralih ke langkah pembatasan "Rencana B" guna melawan penyebaran cepat varian Omicron pada musim dingin ini.
Sang PM mengimbau warga bekerja dari rumah mulai Senin (13/12) jika memungkinkan, sembari mengumumkan bahwa masker akan menjadi persyaratan hukum di "sebagian besar area publik dalam ruangan" seperti teater dan bioskop mulai Jumat (10/12).
Bukti telah menerima dua dosis vaksin atau hasil tes negatif COVID-19 akan diwajibkan bagi mereka yang ingin memasuki klub malam dan tempat-tempat besar mulai pekan depan, ujar Johnson, seraya menambahkan bahwa orang-orang yang memiliki kontak dengan kasus varian Omicron dapat melakukan pengujian COVID-19 harian alih-alih menjalani masa isolasi.
Lebih dari 89 persen warga berusia 12 tahun ke atas di Inggris telah menerima dosis vaksin pertama mereka, dan lebih dari 81 persen telah menerima kedua dosis, menurut data terbaru. Sementara itu, sekitar 37 persen orang telah menerima suntikan penguat (booster) atau vaksin dosis ketiga.

