Puan: Aturan Karantina Jangan Cuma Baik Di Kertas, Harus Sampai Ke Pelaksanaan

Laporan: Farez
Selasa, 30 November 2021 | 10:28 WIB
Ketua DPR Puan Maharani/net
Ketua DPR Puan Maharani/net

SinPo.id - Pemerintah diminta untuk memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan baru aturan karantina di Indonesia yang baru ditetapkan sebagai antisipasi masuknya virus Covid-19 varian baru, Omicron.

Pengawasan ekstra ketat ini perlu dilakukan sebagai langkah mitigasi penyebaran varian Omicron ke dalam negeri. Selain itu, pemerintah juga diminta untuk menutup akses masuk bagi WNA.

Ketua DPR RI Puan Maharani dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (30/11) mengatakan, pengawasan aturan karantina pelaku perjalanan dari luar negeri harus diperketat.

“Mengingat case Omicron sudah terjadi di sejumlah negara di luar Afrika. Pengetatan karantina juga perlu dilakukan untuk semua suspect sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan masuknya varian baru Corona di Indonesia,” kata Puan.

Sejurus dengan itu, Puan pun mendukung kebijakan pemerintah yang menutup pintu sementara bagi WNA yang mempunyai riwayat perjalanan dari negara-negara tersebut, dan menambah durasi karantina bagi WNA dari luar negara tersebut dan juga WNI yang ingin kembali ke Tanah Air.

“Aturan karantina tidak boleh hanya baik di atas kertas, tapi harus sampai ke pelaksanaannya. Oleh karenanya, pengawasan ekstra sangat diperlukan untuk menghindari imported case. Kita tidak ingin kondisi Indonesia yang sudah membaik, kembali memburuk akibat kurangnya mitigasi,” kata Puan.

Ketua DPP PDIP ini juga memberikan apresiasi kepada pemerintah yang melarang sementara perjalanan dari sejumlah negara di Afrika. Ia menyebut, langkah ini sebagai antisipasi masuknya varian baru Corona yang cukup membuat masyarakat khawatir itu.

“Respons cepat pemerintah dari berbagai elemen masyarakat harus diimbangi dengan pengawasan ketat di berbagai pintu-pintu masuk ke Indonesia. Baik perbatasan darat, pelabuhan laut, dan bandara,” tegasnya.

Meski Omicron belum diketahui apakah lebih berbahaya dari varian Delta, kata Puan, tapi Indonesia sudah harus siap siaga. Pemantauan risiko varian ini memang sudah seharusnya dilakukan.

“Indonesia saat ini sudah lebih baik, jangan sampai kebobolan lagi seperti pertengahan tahun lalu. Rumah sakit penuh, obat pun sulit, pasokan oksigen kurang, dan banyak korban meninggal. Kasihan tenaga kesehatan yang sudah kelelahan,” demikian Puan.sinpo

Komentar: