Senior Hizbullah: Kebijakan Jahat AS Membuat Lebanon Terperosok Ke Jurang

Laporan: Samsudin
Selasa, 23 November 2021 | 09:20 WIB
kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, Sayyed Hashem Safieddine/net
kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, Sayyed Hashem Safieddine/net

SinPo.id - Seorang pejabat tinggi gerakan perlawanan Hizbullah mengecam kebijakan AS yang mendorong ekonomi negaranya ke jurang kehancuran. Tragedi yang melanda Lebanon selama beberapa dekade terakhir adalah hasil dari kebijakan Amerika

“Kebijakan Amerika Serikat adalah penyebab utama masalah yang dihadapi Lebanon; terutama karena bank-bank Lebanon berada di bawah kendali AS dan sistem ekonomi Lebanon berafiliasi dengannya," kata kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, Sayyed Hashem Safieddine, dalam sebuah kesempatan di Kota Deir Qanoun al-Nahr, Lebanon selatan, Senin, (22/11) dikutip dari Presstv.ir.

Dia mencatat bahwa alih-alih membantu negara itu menemukan solusi untuk krisis yang memburuk, Washington telah memilih untuk memberikan lebih banyak tekanan dan mencekik bangsa Lebanon.

Sayyed Hashem mengatakan bahwa Lebanon saat ini menghadapi berbagai masalah keuangan, ekonomi, dan politik, menekankan bahwa orang Lebanon harus mematuhi standar nasional mereka atau mereka akan terbawa arus.

“Segalanya menjadi jelas bagi kami sejak krisis saat ini pecah. Kami mengidentifikasi akar penyebab kesulitan dan meresepkan solusi yang efektif. Masalahnya tidak ada pada kita. Kita tidak dapat mengelola pemulihan sendirian untuk menyelesaikan masalah ekonomi, sosial dan mata pencaharian yang masih ada. Hal-hal tidak akan membaik dan kami tidak akan dapat mengubah arah jika orang lain tidak bergandengan tangan dengan kami,” kata Safieddine.

“Mengingat pengalaman dan pemahaman kami, krisis saat ini pada akhirnya akan berakhir. Namun, yang penting adalah meminimalkan kerugian dan menemukan solusi yang tepat. Ini adalah titik mendasar dari pertikaian antara kami dan orang lain,” katanya.

Lebih jauh Sayyed Hashem mengatakan delegasi Amerika telah berusaha untuk menyusun peta jalan fiktif bagi rakyat Lebanon. Karenanya, ia memperingatkan bahwa bangsa itu akan kehilangan kebanggaan nasional, sumber daya alam, dan kemakmuran ekonomi jika mengikuti jalan tersebut.

“Jika Amerika benar-benar ingin menyelesaikan krisis Lebanon, maka biarkan Lebanon bertanggung jawab atas minyak mereka sendiri, mencabut sanksi yang dikenakan pada Lebanon, dan menghentikan tekanan pada negara-negara yang dapat membantu bangsa Lebanon,” imbuhnya.sinpo

Komentar: