Militer Sudan Tangkap Sejumlah Menteri, Aktivis, Warga Sipil Hingga Wartawan
SinPo.id - Pasukan keamanan Sudan kembali melakukan penangkapan besar-besaran terhadap pengunjuk rasa dan aktivis yang menentang adanya kudeta militer di negara tersebut.
Pada Rabu, (27/10), Militer Sudan bahkan menangkap lebih banyak anggota kepemimpinan sipil negara itu setelah menahan Menteri Kesehatan Omar El Najeeb dan Menteri Irigasi Yasser Abbas, sumber-sumber di Asosiasi Profesional Sudan (SPA) mengatakan kepada Anadolu Agency.
Pejabat lain yang ditangkap termasuk mantan penasihat media perdana menteri, Fayez Seleik, dan anggota SPA terkemuka Ismail Al Taj.
Jaringan Jurnalis Sudan mengatakan bahwa sekitar lima wartawan juga ditangkap sementara yang lain telah dipanggil untuk diselidiki oleh organ keamanan.
Ratusan pengunjuk rasa terlihat melemparkan batu ke arah pasukan keamanan yang membongkar barikade jalanan di distrik Burri di timur Khartoum, menurut seorang koresponden AFP.
Di utara ibu kota, personel keamanan menembakkan gas air mata dan peluru karet ke puluhan pengunjuk rasa.
"Pasukan polisi telah menyingkirkan semua barikade sejak Rabu pagi dan menangkap semua orang yang berdiri di dekat mereka," kata Hady Bashir, seorang pengunjuk rasa dilansir dari TRTWorld, Kamis, (28/10).
Kemudian Rabu, kementerian informasi yang masih setia kepada pemerintah yang digulingkan mengatakan pasukan keamanan memperketat kendali mereka atas ibukota.
"Lingkungan dan jalan-jalan telah diblokade oleh kendaraan lapis baja dan pria yang membawa senapan," katanya dalam sebuah pernyataan, dan menuduh pasukan keamanan juga menyeret paksa sejumlah wanita.
"Semua keamanan di jalanan sekarang terlihat seperti pasukan era Bashir," keluh seorang pengunjuk rasa.
Layanan internet sebagian besar telah diblokir dan otoritas penerbangan sipil mengatakan bandara Khartoum, yang telah ditutup untuk penerbangan, dibuka kembali Rabu, tetapi tidak jelas apakah ada maskapai yang menjadwalkan penerbangan ke Sudan.
Penutupan juga terlihat pada toko-toko setelah beredar seruan pembangkangan sipil dan gerakan pro-demokrasi, untuk menentang kudeta.

