Kudeta Militer Di Sudan, PM Abdalla Hamdok Dan Sejumlah Pejabat Ditahan

Laporan: CM-1
Senin, 25 Oktober 2021 | 14:58 WIB
 Para pengunjuk rasa membakar ban untuk memblokir jalan di Khartoum sebagai protes atas penahanan anggota pemerintah Sudan/AFP
Para pengunjuk rasa membakar ban untuk memblokir jalan di Khartoum sebagai protes atas penahanan anggota pemerintah Sudan/AFP

SinPo.id - Kudeta pecah di Sudan setelah Perdana Menteri (PM) Abdalla Hamdok dan empat menteri dari pemerintah sementara ditangkap aparat militer, Senin (25/10).

PM Hamdok saat ini berada di bawah tahanan rumah. Kudeta itu sendiri terjadi setelah ketegangan antara militer dan pemerintah sipil selama bebeberapa pekan sebelumnya.

Selain empat menteri, ada satu pejabat tinggi sipil yang ikut ditangkap aparat militer pada Senin pagi.

Warga sipil turun ke jalan dan berunjuk rasa sambil membawa bendera nasional dan membakar ban di berbagai wilayah kota. Di waktu yang sama, Pasukan militer dan paramiliter diturunkan ke seluruh ibu kota Sudan, Khartoum, untuk membatasi pergerakan warga sipil.

Untuk sementara waktu, Bandara Khartoum ditutup dan penerbangan internasional ditangguhkan.

kelompok yang mempelopori protes untuk pemerintahan sipil tahun lalu, Asosiasi Profesional Sudan, mendesak agar para pendukung turun ke jalan untuk menunjukkan perlawanan terhadap apa yang mereka sebut sebagai "kudeta militer brutal."

"Kami mengimbau massa untuk turun ke jalan dan menduduki mereka, memblokir semua jalan dengan barikade, melakukan mogok umum, tidak bekerja sama dengan pemberontak, dan menghadapi mereka dengan pembangkangan sipil," ucap kelompok tersebut melalui pernyataan di Facebook.

Hingga saat ini, belum ada komentar langsung dari militer.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI