Guru Honorer 57 Tahun Tak Lolos PPPK, Pengawas Kirim Surat ke Menteri Nadiem

Laporan: Riri
Kamis, 16 September 2021 | 22:30 WIB
Guru Usia 57 Tahun di Kabupaten Tulungagung tak lolos PPPK/Net
Guru Usia 57 Tahun di Kabupaten Tulungagung tak lolos PPPK/Net

SinPo.id - Media sosial dihebohkan dengan kisah guru honorer berusia 57 tahun di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur yang tak lolos seleksi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Padahal yang bersangkutan telah mengabdi untuk dunia pendidikan puluhan tahun. Kisah itu dibagikan oleh Novi Khasiffa di laman Facebooknya. 

"Yang terhormat Mas Menteri, Nadiem Makarim. Tak ada rasa ngilu kah di dalam dada mas menteri melihat sepatu tua yang lusuh ini?" tulis wanita tersebut mengawali suratnya, dikutip SinPo pada Kamis, (16/9).

Sayangnya, guru honorer harus gagal di tahap tes berbasis komputer. Dijelaskan oleh pengawa ruang bahwa pria tersebut tidak mencapai ambang batas yang ditetapkan untuk peserta agar bisa lolos ke tahap selanjutnya.

"Tetapi tahukah Mas Menteri? Soal-soal yang Mas Menteri berikan hanya teori belaka saja. Tak sebanding dengan praktik pengabdian berpuluh-puluh tahun lamanya. Akhirnya passing grade pun tak diraih. Pecahlah tangis beliau dalam hati. Terlihat jelas ketika nilai-nilai itu terpampang di layar monitor, beliau terdiam seribu bahasa," lanjutnya lagi.

Wanita bernama Novi Khasiffa itu lantas memohon kepada Nadiem Makarim untuk memberikan keringanan pada guru honorer tersebut dalam proses seleksi ini.

"Beliau mempunyai andil yang besar dalam membangun negeri tercinta ini. Sudi kiranya Mas Menteri memberikan keringanan untuk melihat beliau bisa menikmati masa tua dengan sepatu dan kehidupan yang layak. Tak usah diperumit, jika tidak ada kebijakan untuk mengangkat derajat mereka, setidaknya di surga besok sepatu ini akan menjadi saksi bahwa ilmu yang beliau ajarkan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan umat," lanjutnya lagi.

Dia mengaku menulis surat terbuka itu sambil berurai air mata teringat raut kekecewaan guru honorer saat melihat hasil tes di layar komputer.

"Dari saya Novi Khassifa, pengawas ruang PPPK. Ditulis dengan berurai air mata," pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI