Partai Demokrat Duga Menko Polhukam Mahfud MD Terpapar Buzzer

Oleh: Agam
Senin, 26 Juli 2021 | 18:48 WIB
Menko Polhukam, Mahfud MD/Instagram @mahfudmd
Menko Polhukam, Mahfud MD/Instagram @mahfudmd

SinPo.id - Cuitan Menko Polhukam, Mahfud MD mengenai kisah orang kaya dan seorang profesor kedokteran yang meninggal akibat Covid-19 menuai beragam kritikan. Kritikan bukan hanya berasal dari kalangan warganet, tapi dari kalangan politikus.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat, Irwan menduga, Mahfud sudah mulai tertular kebiasaan para buzzer dan influencer Istana, karena belakangan ini sering menyampaikan hal yang tidak perlu.

"Patut diduga Prof Mahfud ini terpapar buzzer atau influencer istana. Akhir-akhir ini seringkali pernyataannya menimbulkan kontroversi yang tidak perlu," kata pria yang akrab disapa Irwan Fecho ini dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/7).

Politikus Senayan ini mengaku tidak tahu persis penyebab cuitan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, apakah Mahfud sedang tidak banyak tugas dari Presiden atau alasan pastinya. Tapi seharusnya, sebagai Menko Polhukam sudah semestinya punya analisis, pikiran dan hati sebelum mengeluarkannya di publik.

"Sehingga bisa menjaga hati dan perasaan rakyat yang sudah cukup menderita hidupnya di tengah pandemi," ujarnya.

Oleh karena itu, legislator asal Kalimantan Timur ini menyarankan agar sebaiknya Mahfud tidak genit di media sosial (medsos), akan lebih baik jika Mahfud menertibkan buzzer Istana yang selama ini selalu membuat gaduh.

"Saran saya daripada genit di medsos lebih baik prof Mahfud tertibkan Buzzer-Buzzer Istana yang tiada henti-hentinya menyebarkan hoax dan membuat keributan di Tanah Air," usul Irwan Fecho.

Selain itu, Irwan meminta agar Mahfud juga memanggil Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes), Budi Arie yang dinilainya telah menyebar hoaks dan fitnah kepada Partai Demokrat.

"Prof Mahfud lebih baik panggil Wamendes Budi Arie yang sebagai pejabat pemerintah yang jelas-jelas menyebarkan hoax dan fitnah serta berpotensi menimbulkan masalah politik, hukum dan keamanan," tandasnya.

Sebelumnya, Mahfud MD membuat cuitan mengenai cerita orang kaya dan profesor kedokteran yang meninggal dunia akibat Covid-19. Menurutnya, cerita itu mengharukan. Namun, banyak netizen mengkritisi cuitan tersebut karena menyoroti orang kaya.

"Mengharukan. Ada seorang kaya raya di Jatim meninggal ketika sedang menunggu antrean penanganan. Ada juga Profesor kedokteran senior menyerahkan kesempatan kepada yuniornya untuk menggunakan satu-satunya oksigen yang tersisa ketika keduanya sama-sama terserang Covid. Sang profesor kemudian wafat. Sblm wafat Profesor itu bilang kepada yuniornya, “Kamu muda, msh punya kesempatan lama utk mengabdi. Pakailah oksigen it”. Itu cerita haru. Tp bnyk cerita bagus dimana orang yg terinfeksi Covid 19 dan sempat ditangani dan menjalani perawatan dengan tenang dan ikut prokes bisa sembuh,"tulisMahfudMD.sinpo

Komentar: