Kabar Duka, Ulama Perempuan Prof. Huzaimah Tanggo Wafat Terpapar Covid-19

Laporan: sinpo
Jumat, 23 Juli 2021 | 09:51 WIB
Rektor Instititut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta, Prof. DR. Huzaimah Tahido Yanggo, MA/Net
Rektor Instititut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta, Prof. DR. Huzaimah Tahido Yanggo, MA/Net

SinPo.id - Duka menyelimuti dunia kampus. Guru besar Prof. DR. Huzaimah Tahido Yanggo, MA dikabarkan meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RSUD Banten akibat terpapar virus corona.

Kabar tersebut dibenarkan Wakil Ketua Umum IKALUIN Syarif Hidayatullah Jakarta, DR Asrorun Niam Sholeh MA.

"Di hari Jumat? yang penuh barokah ini, Allah SWT memanggil kembali ke hadirat-Nya Guru kami Tercinta Al-Marhumah Ibunda Prof. DR. Huzaimah Tahido Yanggo, MA," ujar Asrorun Niam, Jumat (23/7).

Menurut Asrorun Niam Prof Huzaimah wafat di RSUD Banten, Jumat pagi (23/7) setelah terkena wabah Covid-19.

"Indonesia berduka. Prof. Huzaimah, adalah sosok Ulama perempuan langka yang dimiliki Indonesia. Saya bersaksi beliau termasuk orang yang sangat baik, berilmu dan konsisten dengan pandangan-pandangan sesuai bidang keilmuannya," terang Asrorun Niam.

Ketua MUI Bidang Fatwa, itu mengurai Prof. Huzaimah merupakan sosok ilmuwan wanita yang langka, sebagai Guru Besar di bidang fikih pebandingan (muqaranah madzahib).

Prof. Huzaimah aktif mengajar dan mendedikasikan ilmunya di berbagai tempat perkhidmatan. Pernah menjadi pimpinan Fak Syariah dan Hukum UIN Jakarta, dan posisi hingga sekarang sebagai Rektor IIQ Jakarta.

Sejak awal pandemi, kata Asrorun Niam, Prof. Huzaimah menjadi bagian penting dalam pembahasan intensif fatwa-fatwa? MUI terkait penanggulangan Wabah Covid-19.

"Beliau sangat aktif memberikan kontibusi pemikirannya," katanya.

Lanjut Arorun Niam, Prof. Huzaimah sudah tidak asing di MUI, khususnya di Komisi Fatwa MUI. Pernah menjadi pimpinan Komisi Fatwa dan Ketua MUI Bidang Fatwa. Hingga kini sebagai Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI.
?
"Dedikasi Prof. Huzaimah di bidang hukum Islam, disiplin yang ditekuni, sangat luar biasa. Beliau adalah sosok pengabdi ilmu pengetahuan dan aktif di berbagai perkhidmatan. Banyak buku yang beliau tulis dan terbitkan, sebagai legacy yang tak terlupakan," ujar Asrorun Niam..

Asrorun Niam mengaku banyak menimba ilmu dan keadaban dari sosok yang sangat bersahaja tersebut, sejak tahun 1994.

Asrorun Niam belajar dengan dengan Prof. Huzaimah, bahkan hingga jenjang pendidikan formal di S3.

Saat penulisan disertasi, diakui Asrorun Niam, beliau sangat? tekun membimbingnya. Pun saat di Komisi Fatwa, kami juga bersama.

"Prof. Huzaimah sangat aktif, baik kehadiran fisik maupun pemikiran-pemikirannya. Termasuk pembahasan intensif terhadap fatwa-fatwa MUI terkait wabah Covid-19," katanya.

Pertemuan fisik terakhir kami, terjadi saat 31 Mei 2021, saat launching buku Dinamika Fatwa MUI dalam Satu Dasawarsa, Potret 10 Tahun Perjalanan Komisi Fatwa. Beliau hadir bersama Prof. Dr. Hasanudin AF dan Prof. Dr. Muhamad Amin Suma, sebagai narasumber utama.

"Indonesia menangis. Indonesia kehilangan sosok Ulama Perempuan langka. Beliau berjuang melawan Covid. Beliau telah berbuat banyak untuk menangglanginya. Dengan fatwa-fatwa keagamaannya. Ikhtiar sudah dilaksanakan. Allah SWT memilki rencana dan keputusan terbaik.? Saya bersaksi Beliau adalah ahlil Khair... Semoga Allah jadikan ahlul jannah tanpa hisab... Syahidah akhirah.... alfatihah," tutup Asrorun Niam

BERITALAINNYA
BERITATERKINI