Pengamat Nilai Penerapan STRP Tak Efektif

Laporan: Ria
Rabu, 14 Juli 2021 | 08:19 WIB
Ilustrasi Kereta Rel Listrik (KRL)/Net
Ilustrasi Kereta Rel Listrik (KRL)/Net

SinPo.id - Penerapan surat tanda registrasi pekerja (STRP) mulai berlaku dimoda transportasi umum seperti KRL dan busway senin lalu (12/7).

Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah menilai penerapan STRP dimoda trasnportasi tidak efektif karena tidak tersosialisi dengan baik. Menurutnya, informasi yang diberikan juga disampaikan kepublik secara mendadak. 

Trubus memberi gambaran seperti di Stasiun Rangkasbitung, banyak pekerja yang gagal berangkat dan mengeluh karena tidak memiliki STRP. 

"Itu kan STRP itu di infomasikan secara mendadak, tidak tersosialisi dengan baik  makanya kemarin itu banyak yang KRL dari Rangkasbitung ke Tanah Abang itu kan banyak yang nggak bisa masuk yang nggak punya STRP makanya pada mengeluh nggak bisa masuk," kata Trubus kepada SinPo, Rabu (14/7). 

Menurut Trubus, harusnya STRP hanya digunakan oleh para pekerja saja, tidak untuk orang yang melakukan perjalanan, dan hal tersebut merupakan hal yang keliru. 

Trubus juga tidak setuju apabila STRP diterapkan pada pengemudi Ojek Online, menurutnya Ojek Online itu perjalananya sesuai aplikasi jadi tidak harus menggunakan STRP. 

"Yang menjadi masalah itu suka kan kayak tukang ojol itu kan harus nya ga perlu STRP karena dia berdasarkan aplikator kan, nah jadi semuanya ga harus STRP," ucap Trubus. 

Trubus berpandangan, bahwa STRP itu hanya untuk Pekerja yang sektor esensial dan kritikal saja yang difokuskan, Individu atau warga yang melakukan perjalanan masuk wilayah Jakarta untuk keperluan mendesak tidak perlu mengunakan STRP. Menurutnya, jika ada yang melakukan perjalanan non Pekerja hanya mengunakan hasil tes Covid -19 seperti PCR atau antigen. 

"STRP itu hanya khusus pekerja saja gitu yang kaitannya dengan perkerjaan esesial dan kritikal itu saja yang di fokuskan, untuk orang umum yang ada kebutuhan mendesak jangan pake STRP, kan kita ngomongin covid  ya pake tes antigen dan PCR saja gitu," ujar Trubus. 

Ia mengatakan, saat ini yang jadi perhatian khusus harusnya cara mengendalikan penyebaran Covid -19. Trubus beranggapan bahwa jangan disalah artikan orang tidak boleh berpergian disaat ada keperluan yang mendesak. 

"Kan mengendalikan penyebaran covid bukan masalah orang mau berpergian nggak boleh bukan jadi jangan salah arti dan persepsi nanti orang berpergian nggak bisa gaboleh, orang yang berpergian boleh dalam keadaan sehat, untuk membuktikannya gimana ya dengan tes covid itu," tuturnya.sinpo

Komentar: