LaNyalla Minta Pemerintah Segera Atasi Kesulitan Pasien Dapat Pelayanan
SinPo.id - Terus melonjaknya kasus Covid-19 turut berimbas pada pasien penyakit lain. Pasalnya, banyak pasien kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan akibat rumah sakit penuh dengan penderita Corona.
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah segera mengatasi masalah ini. Karena jika tak segera ditangani, dapat merugikan banyak pihak.
LaNyalla menceritakan salah satu kisah pasien yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan terjadi di Bandung beberapa waktu lalu. Seorang warga meninggal dunia di taksi online karena tidak berhasil mendapat pelayanan dari rumah sakit akibat penuh. Pasien wanita lanjut usia bernama Kokom itu diketahui mengalami sesak nafas.
“Ini menjadi ironi karena pasien harus menghembuskan nafas terakhir di taksi online karena kesulitan mencari rumah sakit yang mau memberikan perawatan. Saya pahami saat ini rumah sakit sedang kewalahan akibat banyaknya kasus Covid-19, tapi seharusnya peristiwa seperti ini tidak perlu terjadi,” kata LaNyalla, Minggu (11/7).
Lanjut LaNyalla, sopir taksi online yang membawa Kokom berputar-putar Bandung, mengaku sempat terkendala penyekatan PPKM Darurat.
LaNyalla mengatakan, pemerintah perlu memberikan sosialisasi lebih masif mengenai kondisi darurat yang bisa melewati pos penyekatan.
“Baik kepada petugas, maupun kepada masyarakat, jika dalam keadaan darurat seperti saat membawa pasien bisa diperkenankan lewat, bahkan seharusnya petugas juga ikut membantu,” tuturnya.
Peristiwa lainnya juga terjadi di Depok, Jawa Barat. Seorang warga Depok berinisial AA (32) pengidap down syndrome, meninggal setelah kontak dengan keluarganya yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Ironisnya, korban tidak mendapatkan pelayanan dari puskesmas selama sakit. Jenazah AA pun sempat telantar selama beberapa jam karena tidak ada petugas yang datang untuk mengurus pemulasaraan jenazah.
“Kejadian seperti ini menjadi pekerjaan rumah perangkat desa atau pamong lingkungan. Pengurus RT/RW harus aktif memantau warganya. Selain itu jika ada warga yang sakit, khususnya dengan gejala Covid, pengurus RT/RW perlu berkoordinasi cepat dengan Satgas Covid kelurahan agar warganya itu cepat mendapat penanganan,” ujar LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu juga menyoroti peristiwa meninggalnya seorang dokter senior di Siak, Riau. Dokter bernama Christian Ery meninggal dunia Kamis (8/7) di ruang praktiknya setelah dua hari tak bisa dihubungi.
Christian Ery dipastikan terpapar Covid dan sempat mengeluhkan sakit kepada keluarganya sebelum meninggal dunia.
LaNyalla berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
“Kita banyak mendengar pasien Covid yang isolasi mandiri di rumah meninggal dunia karena tak berhasil mendapat perawatan medis yang diperlukan. Banyak juga pasien non-Covid sulit mendapatkan pelayanan kesehatan karena RS penuh, kekurangan obat-obatan serta kondisi yang terus memburuk soal minimnya oksigen. Pemerintah harus segera mengatasi permasalahan ini,” ujarnya.
“Kondisi seperti ini sangat menyedihkan dan jika lonjakan Covid terus terjadi kita benar-benar dalam bahaya karena akan banyak nyawa warga yang tak terselamatkan. Maka penting sekali peningkatan pelayanan masyarakat yang sakit sejak dini. Awareness sangat dibutuhkan dilakukan semua pihak, termasuk dari masyarakat sendiri,” tambah LaNyalla.
Mantan Ketua Umum PSSI itu meminta warga untuk menjadikan kasus-kasus pilu di atas sebagai sebuah pelajaran. Menurutnya, berbagai peristiwa tersebut harus menjadi warning bagi siapapun yang abai protokol kesehatan dan masih melakukan perilaku hidup yang berpotensi terpapar Covid-19.
“Alarm tanda bahaya ini jangan diabaikan, serta para kepala daerah perlu mengerahkan segala upaya taktis untuk menyiapkan skenario terburuk di daerah masing-masing,” tegasnya.
Untuk diketahui, kondisi bahaya bisa terlihat dari data kasus di DKI Jakarta. Angka kematian akibat Covid cukup tinggi per harinya, bahkan ada yang menyentuh hingga 392 pasien meninggal dunia dalam sehari.
Tim peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia menyebutkan 49,2 persen warga DKI Jakarta telah terpapar Covid-19. Ini artinya hampir separuh warga DKI Jakarta sudah terkena virus Corona.
“Vaksinasi Covid mutlak harus dilakukan secara cepat dan merata. Herd immunity perlu segera diciptakan sebagai salah satu upaya melindungi dan menyelamatkan masyarakat,” kata LaNyalla.