Pemerintah Sibuk Benahi Infrastruktur Dibandingkan Mentalitas Bangsa
JAKARTA, sinpo - Tak bisa dipungkiri, era digital hari ini telah memberi berbagai kemudahan bagi keberlangsungan hidup manusia, terutama dalam akses komunikasi. Melalui kecanggihan teknologi, masyarakat bisa berbagi informasi luas di belahan dunia dalam waktu yang singkat.
Hal itu diungkapkan Dekan FKIP Universitas Prof Dr Hamka (UHAMKA), Dr. Desvian Bandarsyah dalam dialog bersama ratusan mahasiswa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jakarta. Namun, keterbukaan informasi, menurut Desvian, juga memberikan ancaman bagi budaya lokal bangsa itu sendiri.
Ia menuturkan, budaya lokal hari ini mulai tergeser dengan masuknya budaya luar yang bisa dijumpai melalui perangkat digital. Ia pun khawatir, dalam wacana pembangunan mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo, nilai-nilai kebudayaan Indonesia justru mulai terkikis.
"Jangan-jangan selama ini, kita sebenarnya belum memiliki apa yang disebut dengan kebudayaan Indonesia itu. Dalam proses membangun Indonesia dari sisi kultur keindonesiaan, kita gagal selama ini," ungkap Desvian di Graha FKIP UHAMKA, Sabtu (4/3).
Menurutnya, saat ini pemerintah justru tengah sibuk membangun infrastruktur dibandingkan dengan mentalitas masyarakat negeri ini.
"Pembangunan kita kan kita tidak membangun kultur selama ini, tapi membangun gedung-gedung yang tinggi-tinggi, membangun visi kemanusiaan yang gemuk lalu menggambarkan simbol-simbol dari proses kemakmuran, tapi tidak membangun mentalitas sebagai bagian utama dari kultur di masyarakat," kritiknya.
Namun ia mengingatkan, jika dibiarkan maka akan menjadi salah satu masalah serius yang mengakibatkan kedaulatan bangsa itu sendiri terancam.
"Hingga kemudian kita tercerai berai dalam sudut pandang yang berbeda-beda hari ini. Ini problem serius yang menjadi pekerjaan kita. Belum lagi kita digempur oleh kultur global dengan simbol-simbol seperti fashion, film dan yang lainnya," tutur Koordinator Wilayah Fokal IMM Jakarta itu. (tsa)

