Teori Dramartugi Tiga Periode, Panggung Depan Menolak Tapi Belakang Menginginkan
SinPo.id - Wacana jabatan presiden tiga periode terus menjadi spekulasi dan seolah-olah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo.
Spekulasi makin berkembang mengingat hingga saat ini belum ada teguran langsung dari Jokowi terhadap sepak terjang Seknas Jakpro.
Satu sisi Jokowi sudah berulangkali menolak wacana jabatan presiden tiga periode.
Namun, anehnya Seknas Jokowi-Prabowo (Jokpro) 2024 justru semakin kencang mengkampanyekan hal itu.
"Wacana presiden tiga periode seperti layaknya drama dalam teori Dramaturgi. Manusia sebagai aktor drama kerapkali menampilkan dirinya yang berbeda pada pangung belakang dan panggung depan," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M. Jamiluddin Ritonga, Sabtu (26/6).
Kata Ritonga di panggung depan, sang aktor bisa saja menyatakan menolak wacana presiden tiga periode, padahal pada panggung belakang yang bersangkutan menginginkan hal itu.
"Hal itu dapat terjadi karena dalam sebagian budaya kita, seseorang dinilai tidak baik bila dirinya mengajukan sebagai pemimpin. Orang seperti ini dinilai sosok ambisius. Sosok seperti ini dinilai berbahaya dan karenanya tidak layak dijadikan pemimpin," ujar Jamiluddin.
Mewujudkan keinginannya menjadi pemimpin, kata Ritonga maka digunakan pihak ketiga untuk menyuarakannya. Pihak ketiga in kemudian akan memobilisasi massa untuk menyatakan kebulatan tekad mendukung yang bersangkutan menjadi pemimpin.
"Sang calon tadi pun akan merespon dukungan massa itu dengan dingin. 'Saya sebenarnya tidak terpikir untuk jadi pemimpin, tapi karena permintaan rakyat tentu saya tak punya kekuatan untuk menolaknya'," sebut Jamiluddin.
Bisa saja Jokowi menyatakan menolak wacana presiden tiga periode.
Penolakannya ini sebagai realitas panggung depan.
Namun panggung belakangnya, siapa yang tahu. Hanya saja ada keanehan karena Jokowi tetap membiarkan sepak terjang Seknas Jokpro.
"Meski demikian, panggung belakang ini akan makin terang benderang bila nantinya ada mobilisasi yang intens menyuarakan dukungan tiga periode. Kalau ini terjadi, panggung depan dan pangung belakang memang berbeda," tandas Jamiluddin dikutip dari Kantor Berita RMOLBanten.

