Basis Data Tunggal untuk UMKM Dinilai Urgen

Laporan: Lilis
Selasa, 22 Juni 2021 | 18:53 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina (Dok. Instagram nevizuairina)
Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina (Dok. Instagram nevizuairina)

SinPo.id - Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina berharap usulan Kemenkop UKM terkait anggaran Rp600 miliar untuk digitalisasi UMKM berbasis data tunggal berjalan efektif. Usulan tersebut dianggap akan mampu membangun interkoneksi berkelanjutan berbagai pihak terkait.

Nevi Zuairina menyebutkan untuk 2022, Kementerian Koperasi dan UKM mengusulkan anggaran Rp600 miliar untuk penyusunan basis data tunggal.

"Saat ini masih ada kesulitan pada penentuan jumlah pengusaha yang terkelompok berdasarkan jenis usahanya yang berada pada lokasi yang sama. Padahal jumlah UMKM per tahun 2020 berdasar data BPS sudah terekap sejumlah 64 juta usaha," katanya dalam rilis di Jakarta, Selasa (22/6).

Menurutnya meskipun angka jumlah UMKM itu telah terangkum, namun ketika hendak mengelompokkan data para pelaku UMKM memerlukan waktu yang sangat lama. Sehingga basis data tunggal ini sangat urgen atau sangat mendesak untuk segera dibentuk.

Ia menambahkan data tunggal memudahkan pemerintah dalam melakukan perencanaan program dan memberikan bimbangan dan pelatihan serta pembinaan untuk pelaku UMKM.

"Di Kementerian Koperasi UKM per Februari 2021, Jumlah UMKM yang sudah menggunakan teknologi digital baru mencapai 12 juta pelaku usaha. Padahal, pandemi Covid 19 menyebabkan perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja, yang lebih menyukai belanja secara online. Artinya baru 13 persen dari total 64 juta pelaku UMKM yang memanfaatkan digitalisasi teknologi," katanya.

Ia menekankan pemerintah perlu bekerja keras untuk membangun ekosistem bagi pelaku UMKM menerapkan platform digital sehingga diharapkan semakin banyak pelaku UMKM di berbagai daerah yang menggunakan teknologi digital.

Nevi sangat berharap kepada pemerintah agar membina pelaku UMKM hingga mampu meningkatkan penjualan produk UMKM walaupun dalam masa pandemi ini.sinpo

Komentar: