Nusron Wahid Minta Ahok Bongkar Mafia Migas, Jangan Urus Yang Ecek-ecek!

Laporan: sinpo
Kamis, 17 Juni 2021 | 02:07 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI, Nusron Wahid/Net
Anggota Komisi VI DPR RI, Nusron Wahid/Net

SinPo.id - Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero), Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, menarik fasilitas kartu kredit manajer, dewan direksi dan hingga komisaris, dinilai sebagai langkah remeh temeh dan tidak subtantif.

Pernyataan itu disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI, Nusron Wahid dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/6).

Kartu kredit kata eks Ketua Umum GP Ansor ini, substansinya dipakai untuk memudahkan para direksi manakala bertemu dengan stakeholder dan mencegah praktik-praktik koruptif.

Jumlah limit kartu kredit sebesar Rp 30 miliar yang diberikan, menurut Nusron, pasti terbatas, dan semua penggunaannya dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel.

"Tidak asal pakai. Lagian juga tidak semua plafon itu dihabiskan oleh direksi. Jadi angkanya tidak valid," ujar Nusron dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu (16/6)

Ahok disarankan agar kembali menjadi dirinya yang ia kenal. Yakni, sosok yang berpikir dengan terobosan besar  dan strategis seperti saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun sekarang dalam skala memajukan Pertamina.

"Ahok itu kawan dan sahabat saya. Saya selalu belain dia tatkala susah. Tapi, please, kembalilah ke Ahok yang berpikir makro. Jangan ecek-ecek soal kartu kredit direksi diurus," tutur Nusron.

"Bongkar saja mega korupsi projek atau mafia migas yang menggurita, yang membuat harga BBM kita mahal dan Pertamina kurang efisien," demikian Nusron Wahid.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI