Siap-siap, Harga Tahu dan Tempe Bakal Naik Hingga Rp 17.000/Kilogram

Laporan: Agam
Sabtu, 05 Juni 2021 | 11:58 WIB
Produksi tahu/instagram @ericireng
Produksi tahu/instagram @ericireng

SinPo.id - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan sinyal bahwa harga tahu dan tempe dalam negeri akan naik. Sebab, produsen kedelai internasional seperti di Amerika Serikat (AS) belum memasuki panen raya.

Berdasarkan Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia masih relatif tinggi. Pada awal Juni 2021 harga kedelai berada di kisaran US$15,42/bushels atau sekitar US$ 566/ton.

Dengan kondisi tersebut, maka landed price berada di kisaran Rp 9.376/kg sementara di tingkat importir berada di kisaran Rp 10.206/kg.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan memperkirakan, harga tempe akan mengalami penyesuaian hingga Rp 17.000/kg dari sebelumnya Rp 16.000/kg. Harga tahu juga bisa tembus Rp 700/potong dari sebelumnya Rp 650/potong.

"Penyesuaian harga kedelai impor di tingkat perajin tahu dan tempe dikarenakan komoditas kedelai asal Amerika Serikat masih belum memasuki masa panen sehingga berdampak pada tingginya harga kedelai dunia sampai dengan saat ini," kata Oke dalam keterangan tertulis,pada Jumat, (4/6/2021).

Oke mengimbau kepada para importir yang memiliki stok kedelai untuk terus memasok kedelai secara rutin kepada pengrajin tahu dan tempe. Termasuk kepada anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Puskopti provinsi maupun Kopti Kabupaten/Kota seluruh Indonesia dengan harga kedelai terjangkau.

"Penyesuaian harga tahu dan tempe ini diharapkan tetap memberikan gairah bagi pengrajin untuk terus berproduksi di tengah tingginya harga kedelai dunia. Sehingga tahu dan tempe selalu tersedia di masyarakat sebagai pilihan sumber protein dengan harga terjangkau," pungkas Oke.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI