Diduga Langgar Etik, Novel Baswedan CS Laporkan Anggota Dewas KPK yang Baru

Polemik Tes ASN KPK

Oleh: Agam
Senin, 17 Mei 2021 | 15:29 WIB
Penyidik KPK, Novel Baswedan dan Ketua WP KPK, Yudi Purnomo./Ist/
Penyidik KPK, Novel Baswedan dan Ketua WP KPK, Yudi Purnomo./Ist/

SinPo.id, Jakarta -  Novel Baswedan bersama 74 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lainnya melaporkan anggota Dewan Pengawasn (Dewas) KPK yang baru, Indriyanto Seno Adji. Indriyanto Seno Adji diduga melakukan pelanggaran kode etik.

"Ketika Dewan Pengawas melakukan hal yang sifatnya operasional, contohnya ikut dalam konferensi pers, yang itu dilakukan oleh Profesor Indriyanto Seno Adji dengan Ketua KPK, Firli Bahuri, itu kami lihat sebagai permasalahan," ujar Novel di Gedung KPK lama, Senin, (17/5).

Menurut Novel, Dewas tidak mempunyai fungsi untuk mencampuri urusan operasional di KPK. Sehingga, posisi ISA, sapaan akrab  Indriyanto Seno Adji saat konferensi pers pengumuman hasil TWK di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (5/5), bersama dengan Ketua KPK, Firli Bahuri; Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron dan Sekjen KPK, Cahya H Harefa.

Selain itu, kata Novel, permasalahan lainnya adalah saat ISA mengeluarkan pernyataan terkait dengan surat keputusan (SK) yang dikeluarkan Firli tentang Hasil TWK Pegawai yang Tidak Memenuhi Syarat Dalam Rangka Pengalihan Pegawai KPK menjadi Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Dalam SK tersebut, salah satu poinnya adalah 75 pegawai yang tidak memenuhi syarat dalam TWK, agar menyerahkan tugas dan tanggung jawab kepada atasannya langsung sambil menunggu keputusan lebih lanjut.

Novel menilai, SK yang ditandatangani Firli sangat aneh dan melanggar aturan.Nah Isa, disebut Novel, belum mendengarkan laporan-laporan dari pihaknya tentang masalah-masalah dugaan perbuatan melawan hukum atau perbuatan sewenang-wenang yang dilakukan oleh pimpinan KPK.

Dengan kata lain, belum juga mempelajari detail permasalahan, ISA sudah memberikan pendapat kepada publik bahwa SK yang ditandatangani oleh Firli seolah-olah benar.

"Kami akan buktikan siapa sebenarnya yang tidak berintegritas, siapa yang tidak punya netralitas dan siapa yang radikal. Siapa pula yang sering bermain politik, siapa yang tidak steril dengan pihak-pihak yang berperkara," tandasnya.sinpo

Komentar: