WHO: Pandemi COVID-19 Dunia Masih Jauh dari Kata Selesai
sinpo, Jakarta - Kebingungan dan rasa puas diri dalam menangani COVID-19 berarti pandemi masih jauh dari selesai, meski dapat dikendalikan dengan langkah-langkah kesehatan masyarakat dalam beberapa bulan terakhir.
Hal tersebut seperti disampaikan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin, 12 April 2021.
Dia mengatakan, sejauh ini sekitar 780 juta vaksin COVID-19 telah diberikan secara global, tetapi langkah-langkah termasuk memakai masker dan menjaga jarak fisik harus diterapkan untuk membalikkan keadaan.
"Kami juga ingin melihat kegiatan masyarakat dan ekonomi-ekonomi kembali dibuka, dan perjalanan dan perdagangan kembali dilakukan," kata Tedros dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari Antara, Selasa, 13 April 2021.
"Namun saat ini, unit perawatan intensif di berbagai negara begitu penuh dan orang-orang meninggal dunia dan ini sangat mungkin untuk dihindari," sambung dia.
Tedros menilai, pandemi COVID-19 masih jauh dari kata selesai. Namun, ia meminta kepada semuanya agar kita tetap memiliki banyak alasan untuk tetap optimis.
"Penurunan kasus dan kematian selama dua bulan pertama tahun ini menunjukkan bahwa virus ini dan varian-variannya dapat dihentikan," kata dia.
Transmisi didorong oleh kebingungan, kepuasan diri, dan inkonsistensi dalam kebijakan kesehatan publik demin menekan COVID-19.
Sementara itu, India telah menyusul Brazil dan menjadi negara dengan angka infeksi kedua tertinggi di dunia usai Amerika Serikat, seiring dengan upaya melawan gelombang kedua yang begitu besar, setelah memberikan sekitar 105 juta dosis vaksin di antara populasi sebesar 1,4 miliar.
"Kita berada di poin yang kritis dalam pandemi sekarang, laju pandemi ini bertumbuh untuk pekan ketujuh berturut-turut," kata pimpinan tim WHO untuk COVID-19 Maria van Kerkhove.
Dengan mencatat bahwa telah terdapat peningkatan sebesar 9 persen dalam jumlah kasus pekan lalu, peningkatan dalam pekan ketujuh berturut-turut, dan peningkatan sebesar 5 persen dalam kematian.
"Jika anda melihat kurva epidemi dan laju pandemi saat ini, itu terus berkembang dengan cepat," ucap Maria.
Tedros mengatakan bahwa di sejumlah negara, meski transmisi terus berjalan, restoran dan kelab malam tetap penuh dan pasar-pasar buka dan dipenuhi orang dengan hanya segelintir yang berhati-hati.
"Sejumlah orang tampak meyakini bahwa jika mereka relatif muda, maka tak jadi masalah jika mereka tertular COVID-19," tutup Tedros.
PERISTIWA 1 day ago
POLITIK 23 hours ago
PERISTIWA 2 days ago
PERISTIWA 1 day ago
POLITIK 2 days ago
OLAHRAGA 12 hours ago
POLITIK 2 days ago
GALERI 1 day ago