Banjir Bandang Flores Timur, 20 Warga Meninggal Dunia

Laporan: Tisa
Minggu, 04 April 2021 | 12:55 WIB
Banjir bandang di Flores Timur, NTT (Foto: Ist.)
Banjir bandang di Flores Timur, NTT (Foto: Ist.)

sinpo, JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur melaporkan sebanyak 20 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang terjadi di beberapa kecamatan pada Minggu (4/4/21) pukul 01.00 waktu setempat. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan seluruh korban tersebut dapat ditemukan. 

Hingga siang ini, pukul 11.00 WIB, BNPB mendapatkan informasi dari BPBD setempat perkembangan terkini pascabanjir bandang. 

BPBD setempat melaporkan  korban meninggal sebanyak 20 jiwa, luka-luka 9, dan hilang 5. BPBD juga melaporkan 49 KK terdampak. 

"Korban meninggal dan 5 warga luka teridentifikasi di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Bokeng," ucapnya.

Sedangkan di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, dua warganya dilaporkan hilang. Sebanyak 4 warga luka-luka telah dirawat di puskesmas setempat. 

"Sementara itu, sebanyak tiga warga yang juga dilaporkan hilang berada di Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado," terangnya.  

BPBD melaporkan kerugian materiil berupa puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Bokeng. 

"Selain itu, ada rumah warga sekitar hanyut terbawa banjir serta jembatan putus di  Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur. Aparat pemerintah desa masih terus melakuka pendataan di lapangan," ungkap Raditya.

Ia mengatakan, pemerintah daerah setempat telah melakukan rapat terbatas antara Bupati, TNI, Polri dan instansi terkait. Salah satunya dengan pembentukan posko penanganan darurat.

Adapun kendala di lapangan, lanjutnya, sejauh ini yang diidentifikasi petugas BPBD yaitu akses satu-satunya adalah penyeberangan laut ke Pulau Adonara. 

"Sedangkan hujan, angin dan gelombang yang tinggi mengakibatkan pelayaran tidak diperbolehkan oleh otoritas setempat. 

BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Flores Timur dan memantau penanganan darurat. Apabila dibutuhkan mobilisasi bantuan, BNPB telah siap dengan pengerahan sumber daya.

"Sementara itu, BMKG memprakirakan terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat-sangat lebat, angin kencang dan gelombang tinggi dalam periode sepekan ke depan di sebagian wilayah Indonesia," imbuhnya.

Dalam sepekan kedepan, ia mengatakan potensi hujan sedang hingga lebat diprediksi terjadi di sejumlah wilayah, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Sumatera Selatan, dan Banten.

Potensi yang sama, kata dia, dilaporkan berpotensi terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua.

"Sedangkan potensi hujan sangat lebat diprediksi terjadi di wilayah Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan NTT," ucapnya.

Potensi angin kencang diprediksi terjadi di wilayah Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, NTT dan Sulawesi Selatan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI