Presiden: Infrastruktur Bangun Peradaban dan Persatuan Bangsa

Laporan: Tisa
Rabu, 24 Maret 2021 | 21:45 WIB
Presiden Jokowi usai peresmian terminal Bandara Kuabang, di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara (Foto: Biro Pers Setpres)
Presiden Jokowi usai peresmian terminal Bandara Kuabang, di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara (Foto: Biro Pers Setpres)

sinpo, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan, pembangunan infrastruktur yang merupakan fokus pembangunan negara dalam beberapa tahun terakhir ini diharapkan tak hanya dinilai sekadar pembangunan fisik semata. 

Sebab, kata Presiden, banyak hal penting lain yang hendak dituju dari pembangunan dan pengembangan infrastruktur di negara kita.

Kepala Negara menekankan, setidaknya terdapat empat alasan utama mengenai pentingnya pembangunan infrastruktur bagi Indonesia.

Hal ini, disampaikannya saat meresmikan terminal baru Bandara Kuabang di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, Rabu (24/03/2021).

"Infrastruktur itu adalah membangun peradaban. Ini yang sering tidak kita sadari. Bayangkan, misalnya dulu sebelum ada jalan, dari Halmahera Utara menuju Sofifi kita harus jalan kaki. Sekarang setelah jalannya ada berarti bisa naik bus, sepeda motor, atau mobil. Membangun peradaban baru," kata Presiden.

Kehadiran infrastruktur berupa bandara, menurutnya selain membangun peradaban, sekaligus membangun budaya kedisiplinan baru bagi warga setempat. 

Ia menuturkan, penerbangan yang membutuhkan akurasi jadwal dan waktu tentu akan mendorong peningkatan kedisiplinan itu.

"Misalnya sekarang ada bandara, artinya apa? Kita disiplin harus tepat waktu karena datang ke bandara untuk terbang ke kota lain dan waktunya, jamnya, sudah ditentukan. Kalau tidak berarti ditinggal oleh pesawat. Itu juga membangun kedisiplinan baru," tuturnya.

Kedua, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan infrastruktur yang memadai akan membangun dan meningkatkan daya saing sebuah negara. 

"Dengan daya saing tersebut, negara akan mampu berkompetisi dengan negara-negara lain," ucapnya.

Maka, Jokowi menegaskan membangun infrastruktur tak melulu berkaitan dengan urusan pembangunan fisik semata, tapi juga membangun keunggulan negara.

Ketiga, pembangunan infrastruktur yang dilakukan merata di seluruh penjuru Indonesia berarti mewujudkan sila kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Jokowi menyebut, pembangunan infrastruktur di masa pemerintahannya yang bertransformasi dari Jawa-sentris menuju Indonesia-sentris merupakan upaya untuk mewujudkan keadilan sosial tersebut.

Ia mengaku, setiap kunjungan ke daerah, kerap mendapatkan permintaan agar pemerintah tidak hanya membangun jalan hingga bandara di Jawa dan Sumatera saja. 

"Saya sering dengar, "kami yang di bagian timur juga memiliki hak yang sama untuk mempunyai airport dan jalan yang baik". Keinginan itu betul. Sekali lagi, pembangunan ini juga untuk sebuah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ucap Jokowi.

Terakhir, lanjutnya, infrastruktur yang utamanya fasilitas transportasi akan menjadi pemersatu bangsa yang wilayahnya terbentang luas dari Sabang hingga Merauke dengan belasan ribu pulaunya. 

Ia meyakini, pembangunan bandara-bandara dan fasilitas transportasi penghubung akan meningkatkan konektivitas antarwilayah di Indonesia.

Peningkatan konektivitas, diyakininya mampu menyatukan antardaerah, antarkabupaten/kota, antarprovinsi, antarpulau, dan antarwilayah sehingga  menjadi satu.

"Dari Halmahera bisa terbang ke Jakarta, Aceh, Kalimantan, juga bisa terbang ke timur ke Papua. Ini bisa menyatukan," tandasnya.sinpo

Komentar: