Jokowi Minta BPPT Mampu Akuisisi Teknologi Maju
sinpo, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mampu memiliki jejaring luas dan menjadi lembaga akuisisi teknologi maju dari mana pun.
Menurutnya, banyak teknologi yang dibutuhkan Indonesia saat ini belum mampu diproduksi di dalam negeri, sehingga perlu strategi yang tepat untuk tidak hanya membeli dan menggunakannya, tetapi juga mengakuisisi teknologi maju dari luar yang dapat diimplementasikan secara cepat.
"Kita harus memulai untuk tidak sekadar membeli turnkey teknologi. Ini penting sekali, sering kita hanya terima kunci, terima jadi. Akhirnya berpuluh tahun kita tidak bisa membuat teknologi itu," kata presiden saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi BPPT Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/3/2021).
Terkait hal tersebut, presiden sebelumnya telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 118 tahun 2020 tentang Pengadaan Teknologi Industri Melalui Proyek Putar Kunci
Perpres tersebut mewajibkan penyedia teknologi industri melakukan alih teknologi kepada pengusul proyek, yang dalam hal ini kementerian atau lembaga pelaksana.
Politisi asal Solo itu mengatakan, perintah tersebut diajukan untuk seluruh jajaran.
"Perintah ini bukan hanya untuk BPPT, tetapi kepada seluruh jajaran kabinet," ujarnya.
Poin tersebut merupakan salah satu hal yang disampaikan presiden agar BPPT bisa membantu pemulihan ekonomi lewat cara yang extraordinary alias luar biasa.
Selain itu, presiden juga menekankan pentingnya agar BPPT aktif berburu inovasi dan teknologi untuk dikembangkan lebih lanjut dan diterapkan.
Sebab, presiden memandang Indonesia punya ribuan peneliti, baik di pemerintahan maupun swasta, serta para inovator lainnya yang memiliki banyak temuan.
Jika dikembangkan lebih lanjut, temuan-temuan tersebut tak hanya bisa diterapkan tetapi juga bisa dikomersialisasikan.
Misalnya, akselerasi inovasi di bidang kesehatan lewat ventilator yang akan sangat berguna untuk merawat pasien Covid-19. Ada juga GeNose yang merupakan alat uji penapisan tahap awal dari Covid-19 yang kini mulai digunakan di lokasi-lokasi padat interaksi.
"Teknologi untuk penapisan penderita Covid seperti GeNose yang sangat murah, mudah, dan cepat. Ini sudah mulai dipasang di semua stasiun kita dan beberapa lokasi penting yang padat dan banyak interaksi," ucap presiden.
Terakhir, presiden meminta BPPT turut ambil bagian dalam pengembangan kecerdasan buatan dan menjadi pusat kecerdasan teknologi Indonesia. Di era informasi saat ini, penguasaan terhadap teknologi kecerdasan buatan menjadi hal yang amat krusial untuk memenangkan persaingan.
"Saya berharap agar BPPT bisa menjadi lembaga yang extraordinary, terus menemukan cara-cara baru, cara-cara inovatif dan kreatif, serta menghasilkan karya nyata yang kontributif untuk kemajuan bangsa," tegasnya.

