Nono Sampono Apresiasi Vaksin Nusantara

Laporan: Ria
Sabtu, 27 Februari 2021 | 10:42 WIB
Nono Sampono mengapresiasi dan mengajak seluruh pihak untuk mendukung vaksin (Foto: Dok. DPD RI)
Nono Sampono mengapresiasi dan mengajak seluruh pihak untuk mendukung vaksin (Foto: Dok. DPD RI)

sinpo co, JAKARTA, Vaksin Nusantara (Vaknus) yang diinisiasi mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menuai pro-kontra dari sejumlah akademisi maupun praktisi. Namun, Wakil Ketua DPD RI, Nono Sampono mengapresiasi dan mengajak seluruh pihak untuk mendukung vaksin yang kini tengah proses uji klinis tersebut.

"Penemuan vaksin yang dibuat oleh anak bangsa tentu harus didukung. Semua memiliki kesempatan yang sama selama menggunakan kaidah ilmiah dan proses uji klinis yang ketat," kata Nono Sampono, Sabtu (27/2/2021).

Nono menilai bahwa kritik dan masukan boleh saja disampaikan. Namun jangan sampai kritik dilakukan untuk menegasikan sebuah karya. "Kritik masukan dalam konteks akademis maupun medis boleh saja, tapi jangan saling menegasikan. Semua pihak boleh berkonstribusi dalam pandemi ini, termasuk dalam bentuk karya intelektual," katanya.

Untuk diketahui Vaksin Nusantara sudah menyelesaikan uji klinis tahap I dengan jumlah relawan yang disuntik 27 orang. Uji klinis pertama tersebut untuk memastikan keamanan dan hasilnya menurut tim peneliti sudah bagus.
Cara kerja vaksin tersebut yaitu sel dendritik autolog yang diambil dari orang yang akan divaksin dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-CoV-2 di laboratorium. Sel dendritik yang telah mengenal antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS-CoV-2.

Sel dendritik diambil dari masing-masing orang yang akan divaksin sehingga bersifat personalized. Hal itulah yang juga menjadi kelebihan karena bisa digunakan untuk orang-orang yang tidak bisa masuk kriteria vaksinasi dari vaksin lain.

"Seluruh proses penelitian dan pengembangan vaksin harus sesuai kaidah ilmiah. Pemerintah harus memberikan ruang untuk semua pengembangan vaksin di Indonesia agar dapat sejalan aturan dan kaidah ilmiah," pungkas Nono.

Sebelumnya, Terawan mengumumkan sedang mengembangkan vaksin tersendiri untuk melawan SARS-CoV-2 itu menggandeng tim peneliti dari Laboratorium RSUP Kariadi Semarang, juga Universitas Diponegoro (Undip) dan Aivita Biomedical Corporation dari Amerika Serikat.sinpo

Komentar: