Presiden Dukung Penuh Pembangunan Lumbung Pangan Demi Kesejahteraan Rakyat NTT

Laporan: Tisa
Selasa, 23 Februari 2021 | 15:37 WIB
Presiden Joko Widodo ketika meninjau lumbung pangan di Nusa Tenggara Timur (NTT). (Foto: Biro Pers Setpres)
Presiden Joko Widodo ketika meninjau lumbung pangan di Nusa Tenggara Timur (NTT). (Foto: Biro Pers Setpres)

sinpo, Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan pembangunan lumbung pangan baru yang berada di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ini menjadi bagian dalam kunjungan kerja Presiden ke NTT pada Selasa, 23 Februari 2021.

Adapun kawasan lumbung pangan tersebut mencakup lahan seluas 5.000 hektare, yang 3.000 hektare di antaranya diperuntukkan bagi penanaman padi, sementara 2.000 hektare sisanya diperuntukkan untuk komoditas jagung.

Mulai tahun ini, pemerintah menargetkan pengembangan lebih lanjut dari lumbung pangan tersebut yang ditargetkan akan mencakup luas lahan keseluruhan 10.000 hektare.

"Di sini kita siapkan saat ini memang baru 5.000 hektare di mana yang 3.000 (hektare) ditanam padi, yang 2.000 ditanam jagung. Tapi ke depan akan diperluas lagi menjadi 10.000 hektare," ujar Presiden selepas peninjauan.

Lumbung pangan yang tengah dikembangkan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman di wilayah tadah hujan setempat atau di lahan kering yang difasilitasi dengan sumur bor, embung dan mata air, sekaligus ikut menyejahterakan masyarakat NTT.

"Panen yang ada di Sumba Tengah ini setahun masih sekali, yaitu padi. Kita ingin mengelola agar satu tahun bisa dua kali panen padi dan sekali panen jagung atau kedelai," kata politisi PDI Perjuangan itu.

Namun, Presiden mengakui bahwa pengembangan lumbung pangan di NTT masih menemui kendala utama, yakni ketersediaan sumber air yang dapat digunakan untuk mengairi persawahan.

Oleh karena itu, pemerintah tengah membangun hingga sebanyak 200 sumur bor untuk pengairan sawah di lumbung pangan tersebut.

Presiden langsung menginstruksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk melihat potensi pembangunan waduk atau bendungan yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan utama yang ditemui di wilayah tersebut.

"Memang kuncinya ada di air. Oleh sebab itu, di sini tadi kita lihat sudah dibangun sumur bor yang masuk ke sawah. Beberapa embung juga sudah dibangun di sini. Tapi masih jauh dari cukup," tuturnya.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga memberdayakan masyarakat setempat dalam pengembangan lumbung pangan melalui program padat karya pengolahan tanah dan pembersihan semak belukar untuk lahan seluas 3.650 hektare. 

Presiden juga memerintahkan Kementerian Pertanian untuk turut memberikan bantuan berupa alat mesin pertanian (alsintan) yang sangat dibutuhkan oleh para petani setempat.

"Saya rasa kalau ini kita kerjakan saya meyakini food estate yang ada di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan NTT ini akan bisa terbangun sebuah ketahanan pangan yang baik untuk negara kita," tandasnya.

Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan tersebut di antaranya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat, dan Bupati Sumba Tengah Paulus S.K. Limu.sinpo

Komentar: