Warga Tuban Borong Mobil, Ketua DPD RI Ingatkan Sebaiknya Uang Dikelola dengan Baik

Borong Mobil

Oleh: Ria
Minggu, 21 Februari 2021 | 20:26 WIB
Warga Tuban Borong Mobil, Ketua DPD RI Ingatkan Sebaiknya Uang Dikelola dengan Baik ((Foto:Istimewa)
Warga Tuban Borong Mobil, Ketua DPD RI Ingatkan Sebaiknya Uang Dikelola dengan Baik ((Foto:Istimewa)

sinpo, SURABAYA - Aksi borong mobil yang dilakukan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menurut Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, kondisi seperti ini sebaiknya mampu mengelola uang dengan baik.

Warga tersebut borong.mobil setelah tanahnya dibeli PT Pertamina untuk pembangunan proyek kilang minyak dan petrokimia Grass Root Refinery (GRR) pada Januari 2021 lalu. Proyek ini membebaskan 870 KK.

"Warga yang lahannya dibeli menjadi kaya mendadak. Mereka mendapat ganti rugi sampai puluhan miliar rupiah. Karena Pertamina membeli tanah seharga Rp 600 ribu-Rp 800 ribu ribu permeter. Keuntungan ini yang dimanfaatkan warga untuk membeli mobil," kata LaNyalla, Minggu (21/2/2021).

Warga Desa Sumurgeneng tercatat membeli 380 unit mobil gres, dari 225 penduduk yang menerima pembayaran. Maklum angka ganti untung yang diterima warga mencapai miliaran rupiah. Terutama warga yang memiliki tanah yang luas.

"Berdasarkan info yang kita terima, aksi borong mobil masih berlanjut hingga hari ini. Media pun memberitakan 17 unit kembali dikirim ke Desa Sumurgeneng," terang Senator asal Jawa Timur itu.

LaNyalla mengatakan, fenomena borong mobil sering dilakukan warga yang mendapat ganti untung dari penggusuran lahan. "Tidak salah memang, namun kita khawatir masyarakat tidak memiliki kemampuan mengelola uang sebanyak itu. Akibatnya, uang bisa cepat habis dan kehidupan ekonomi tidak berubah dari sebelumnya," ulasnya.

Mantan Ketua Umum Kadin Jawa Timur menambahkan, kalau sampai masyarakat menjadi konsumtif membelanjakan barangnya untuk suatu yang tidak begitu menunjang aktivitas ekonominya, dikhawatirkan malah menjadi hura-hura. Dengan kata lain keuntungan itu tidak akan banyak membantu masyarakat sendiri.

Untuk itu, alumnus Universitas Brawijaya Malang meminta pemerintah daerah atau pihak pertamina untuk memberikan pendampingan pengelolaan dan manajemen keuangan produktif untuk masyarakat.

"Masyarakat yang dapat ganti rugi, harus diberikan pendampingan agar mereka memiliki kemampuan mengelola keuangan. Mereka harus mengelola keuangan berdasarkan kemampuannya di bidang pertanian atau usaha pengembangan pertanian yang lebih produktif dan menguntungkan," pungkasnya.sinpo

Komentar: