Reisa: Vaksinasi Prioritas Upaya Perlindungan ke Nakes
sinpo, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, dr Reisa Brotoasmoro menilai 3 juta vaksin COVID-19 pada penghujung tahun 2020 merupakan harapan baik di tengah pandemi.
Ia mengatakan, pelaksanaan vaksinasi virus korona akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayan publik.
World Health Organization (WHO) turut menyatakan, perlindungan kepada tenaga kesehatan adalah wajib dan harus dilakukan oleh seluruh negara di dunia.
Hal ini sangat beralasan mengingat sudah ada lebih dari 500 tenaga kesehatan yang gugur selama 10 bulan masa pandemi di Indonesia.
"Hilangnya tenaga kesehatan ini dinilai sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan sistem kesehatan dalam negeri terancam collapse (lumpuh)," kata Reisa 19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (04/01/2021).
Padahal, menurutnya untuk menyiapkan seorang tenaga kesehatan membutuhkan waktu selama 4 sampai 7 tahun.
"Sementara 100 ribu pasien COVID-19 sedang menunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan," imbuhnya.
Oleh sebab itu, dirinya mengingatkan para tenaga kesehatan wajib memelihara kesehatannya, termasuk melindungi keselamatan teman sejawatnya.
Reisa menegaskan, melindungi teman sejawat, pasien, bahkan keluarga di tengah pandemi COVID-19 adalah kewajiban moral.
"Salah satunya, melindungi diri dengan mendapatkan vaksinasi adalah kesadaran profesional," ucap mantan finalis Putri Indonesia ini.
Soal keamanan vaksin, dirinya meyakinkan bahwa para guru-guru tenaga kesehatan yang berpengalaman puluhan tahun telah mendampingi proses pengkajian vaksin.
"Tentunya apabila vaksin sudah masuk uji klinis fase 3, artinya sudah lulus uji klinis fase 1 dan 2," ungkapnya.
Adapun yang saat ini sedang ditunggu oleh pemerintah dan para pakar kesehatan ialah momen terjadinya efikasi.
"Efikasi adalah persentase penurunan kejadian penyakit pada kelompok orang yang divaksinasi," pungkas dokter cantik ini.

