Malaysia Siapkan Studi Jembatan Melaka–Dumai, Anggaran Rp2 Miliar Lebih Disiapkan
SinPo.id - Pemerintah Negara Bagian Melaka, Malaysia, berencana membangun jembatan yang menghubungkan Melaka dengan Dumai, Indonesia. Untuk merealisasikan rencana tersebut, Pemerintah Melaka telah menyiapkan anggaran sebesar RM 500 ribu atau sekitar Rp 2,04 miliar yang dialokasikan khusus untuk studi dan kajian awal proyek.
Anggaran tersebut rencananya akan diberikan kepada perusahaan konsultan guna melakukan kajian dari berbagai aspek, mulai dari teknis, ekonomi, hingga logistik. Kajian ini menjadi tahap awal sebelum proyek infrastruktur lintas negara tersebut diputuskan untuk dilanjutkan.
Dikutip dari Free Malaysia Today, Minggu 21 Desember Ketua Menteri Melaka, Ab Rauf Yusoh, mengusulkan pembangunan jembatan sepanjang sekitar 47 kilometer yang akan membentang dari Pengkalan Balak, Masjid Tanah, Melaka, menuju wilayah Indonesia.
Rauf menjelaskan, saat ini tersedia lahan seluas 5.000 hektare di Masjid Tanah yang direncanakan akan dikembangkan menjadi kawasan industri baru. Menurutnya, keberadaan jembatan tersebut diyakini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Melaka, terutama dalam mendukung aktivitas industri dan perdagangan lintas negara.
Sementara itu, berdasarkan keterangan di laman resmi Pemerintah Kabupaten Bengkalis, jembatan tersebut direncanakan menghubungkan Melaka dengan Dumai, Riau. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Pemerintah Kota Dumai, serta Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM) telah menggelar focus group discussion (FGD) terkait rencana pembangunan jembatan Dumai–Melaka pada Rabu (22/10) lalu di Dumai.
Dalam FGD tersebut, dibahas berbagai aspek penting dalam studi kelayakan, meliputi kajian finansial, ekonomi, lingkungan, tata kelola, dan sosial. Proyek ini dinilai memiliki potensi besar untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia–Malaysia, khususnya di sektor ekonomi, transportasi, dan teknologi.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkalis, Toharudin, menyatakan dukungan penuh terhadap rencana studi kelayakan tersebut. Menurutnya, pembangunan jembatan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir Riau, terutama di wilayah Bengkalis dan Dumai.
“Pemerintah Kabupaten Bengkalis mendukung penuh studi kelayakan ini sebagai upaya memperkuat konektivitas regional dan membuka jalur strategis baru bagi percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat di pesisir Riau, khususnya Bengkalis dan Dumai,” ujarnya.
Namun demikian, rencana pembangunan jembatan Melaka–Dumai tidak lepas dari kritik di Malaysia. Ketua oposisi Melaka, Yadzil Yaakub, mempertanyakan tujuan serta kelayakan proyek tersebut, terutama dari sisi pendanaan.
“Kenyataannya, belanja pemerintah Melaka sangat bergantung pada bantuan Putrajaya. Jika untuk memperbaiki jalan negara bagian saja kita memerlukan bantuan federal, bagaimana mungkin kita mendanai pembangunan jembatan yang melintasi Selat Malaka?” kata Yadzil.
Ia juga menilai wilayah Indonesia yang akan dihubungkan oleh jembatan tersebut bukan merupakan pusat ekonomi utama. Menurutnya, hal itu berpotensi membuat proyek tersebut memberikan imbal hasil yang minim bagi Melaka.
“Dan jika konsesi itu gagal, pemerintah pada akhirnya akan dipaksa menyelamatkan proyek tersebut dengan dana publik. Dalam semua skenario, rakyatlah yang menjadi korban,” pungkasnya.
