Tim Pertahanan Sipil di Gaza Memulai Operasi Pencarian Jenazah di Bawah Reruntuhan

Laporan: Galuh Ratnatika
Rabu, 17 Desember 2025 | 11:18 WIB
Ilustrasi. (SinPo.id/Jurnalis Gaza, Mohammad Rabah)
Ilustrasi. (SinPo.id/Jurnalis Gaza, Mohammad Rabah)

SinPo.id - Tim Pertahanan Sipil di Jalur Gaza memulai operasi pencarian terorganisir untuk mengeluarkan jenazah warga Palestina yang masih hilang di bawah reruntuhan rumah dan bangunan kecil yang dihancurkan oleh Israel selama perang genosida.

Berdasarkan laporan yang diterima SinPo.id dari jurnalis Gaza, Mohammad Rabah, operasi pencarian tersebut dilakukan dengan koordinasi bersama Komite Palang Merah Internasional.

Juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza, Mayor Mahmoud Basal, mengatakan tim penyelamat telah memulai pencarian jenazah di bawah reruntuhan rumah bertingkat rendah karena keterbatasan peralatan yang tersedia. Sehingga tidak mampu menangani bangunan bertingkat tinggi.

“Ribuan warga Palestina telah terjebak di bawah reruntuhan selama lebih dari dua tahun, menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi keluarga mereka," kata Basal, dikutip Rabu, 17 Desember 2025.

“Kami menjalankan misi yang kompleks dan sangat kemanusiaan ini dengan sumber daya yang sangat terbatas dan peralatan yang primitif. Ini menimbulkan pertanyaan yang menyakitkan: mengapa ada respons internasional yang begitu besar dan lengkap untuk mengambil jenazah warga Israel menggunakan mesin canggih, sementara korban Palestina tetap terkubur di bawah reruntuhan?” imbuhnya.

Sementara itu, Zakaria Eid, yang kehilangan empat anaknya dalam serangan udara Israel di rumahnya, menceritakan kisahnya yang menyakitkan bahwa sejak dua tahun lalu, ia tak dapat mengambil jenazah putrinya yang tertimbun reruntuhan.

“Putri saya, Amal, meninggal dua tahun lalu, dan kami tidak dapat mengambilnya karena sejumlah besar puing menutupi tubuhnya. Kami berhasil menemukan tiga saudara kandungnya, tetapi dia tidak ditemukan," kata Zakaria.

“Saya telah menunggu hari ini—dimulainya pembersihan puing—untuk akhirnya mengeluarkan putri saya. Alhamdulillah, kami berhasil melakukannya. Saya berjanji untuk menguburnya di kuburan yang sama dengan ketiga saudara laki-lakinya. Mereka berempat sekarang akan beristirahat bersama," imbuhnya.

Diketahui, 77 persen rumah di Jalur Gaza telah hancur atau rusak. Adapun jumlahnya mencapai 436.000 unit rumah. Puing-puing yang dihasilkan diperkirakan mencapai 50 juta ton, dan menurut perkiraan PBB, membersihkan puing-puing ini untuk menemukan jenazah dapat memakan waktu 15 hingga 20 tahun.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI