Festival Keramik Dinoyo 2025 Hidupkan Kembali Ikon Kreatif Kota Malang

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 16 Desember 2025 | 03:27 WIB
Festival Keramik Dinoyo
Festival Keramik Dinoyo

SinPo.id -  Festival Keramik Dinoyo kembali digelar di gedung Ex UPT Pabrik Keramik Jawa Timur, Kampung Wisata Keramik Dinoyo. Perhelatan ini merupakan kolaborasi Sentra Industri Keramik Dinoyo bersama Diskopindag Kota Malang. 

Festival yang digelar pekan lalu, bertujuan untuk memberikan kesadaran publik (public awareness) melalui literasi yang inspiratif tentang pentingnya keberadaan sentra kerajinan keramik yang mampu menggerakkan ekonomi lokal. Event ini meneguhkan kembali jati diri Kota Malang sebagai kota kreatif. 

Selama festival berlangsung, pengunjung disuguhkan beragam agenda, ada pameran keramik, workshop produksi keramik, serta ragam kegiatan edukasi tentang proses kreatif pembuatan kerajinan berbahan tanah liat khas Dinoyo bagi pelajar, mahasiswa, pegiat seni, dan masyarakat umum.

Selain itu, ada kompetisi mewarnai keramik, sarasehan, stan UMKM, bazar, dan layanan publik terpadu dari Diskopindag, Dispendukcapil (KTP/KK), Dispenda (PBB), serta cek kesehatan gratis. 

Tak ketinggalan, panggung festival dimeriahkan oleh tari Topeng Malang, serta pencak silat dan bantengan sebagai bentuk pelestarian budaya lokal Malang Raya.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengatakan, festival Keramik Dinoyo yang digelar tahun ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk membangkitkan kembali kejayaan kerajinan keramik Dinoyo. 

Eko menuturkan, berawal dari gerabah yang sudah dibuat nenek moyang masyarakat Dinoyo pada zaman kerajaan itulah, kawasan Dinoyo di Kota Malang, kini dikenal sebagai sentra pengrajin gerabah. 

"Dalam perkembangannya, kerajinan gerabah kini berubah menjadi kerajinan keramik yang terbuat dari tanah putih. Hasil produksi itu pun kini mampu menembus pasar ekspor," kata Eko Sri Yuliadi di Dinoyo, Malang, pekan lalu.  

Dikatakan Eko, setelah masuk dalam jaringan UNESCO Creative Cities Network sebagai kota kreatif media arts, Malang semakin percaya diri memperkuat berbagai sentra berbasis industri kreatif. 

"Kami memfasilitasi penyelenggaraan Festival Keramik Dinoyo untuk menghidupkan kembali ikon kreatif kota Malang," ujar Eko. 

Akademisi Universitas Negeri Malang, Agus Sunandar, dalam sarasehan itu memberikan inspirasi tentang pentingnya event dan festival dalam membangkitkan kembali vitalitas sentra keramik Dinoyo di mata publik. 

Agus Sunandar yang juga chairman/founder Malang Flower Carnival dan Malang Fashion Week menyampaikan gagasan membentuk N-Blok di area eks pabrik keramik. Konsepnya bisa mengadopsi seperti di  Colomadu Solo, M-Bloc Jakarta, dan S-Bloc Surabaya.

Menurut Sam Sugar --sapaan akrab Agus Sunandar-- industri keramik Dinoyo kini berkembang melalui penguatan SDM, inovasi desain, dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas tanpa meninggalkan ciri khas lokal. 

Ditambahkannya, revitalisasi galeri, workshop, dan fasilitas wisata turut menjadikan Dinoyo sebagai kampung kerajinan yang semakin menarik, sekaligus memperluas jejaring pemasaran melalui toko oleh-oleh, marketplace, dan berbagai event pameran.

Ia menegaskan, penguatan kluster perajin dan integrasi promosi dengan kampung tematik lain akan mempercepat kebangkitan Dinoyo sebagai pusat ekonomi kreatif. Pasalnya, keramik Dinoyo memiliki potensi besar menjadi ikon kota. 

"Dengan sinergi antara perajin, pemerintah, dan komunitas kreatif, Dinoyo bisa tampil sebagai etalase budaya dan destinasi wisata yang membanggakan," kata Sam Sugar. 

Ketua Forkom Pokdarwis Kampung Tematik Kota Malang, Ki Demang berpandangan, strategi pemberdayaan sentra keramik Dinoyo ini bukan hanya meningkatkan kualitas produk, tetapi juga menghidupkan kembali denyut ekonomi kreatif di kampung tematik. 

Melalui kegiatan pelatihan, inovasi desain, digitalisasi, dan penguatan wisata edukasi, pihaknya ingin menjadikan Dinoyo sebagai ikon kerajinan yang membanggakan Kota Malang. 

Menurutnya, revitalisasi eks pabrik keramik ini bahkan bisa menjadi cagar budaya. Melalui partisipasi dan kolaborasi semua pihak, pelestarian keramik sebagai ikon kreasi budaya menjadi tak terbantahkan lagi. Ini langkah penting agar keramik Dinoyo tidak hanya lestari, tetapi juga naik kelas. 

"Harapannya, perajin semakin kuat, wisatawan semakin banyak, dan Kampung Keramik Dinoyo benar-benar menjadi pusat kreativitas yang tumbuh berkelanjutan," ujarnya. 

Sebagai pamungkas sarasehan, para pemangku kepentingan berharap Festival Keramik Dinoyo menjadi ruang kolaborasi antara industri kreatif, masyarakat, UMKM, serta pemerintah daerah dalam memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di Kota Malang. *

BERITALAINNYA
BERITATERKINI