Presiden Prabowo Akan Pantau Daerah Bencana di Sumatra Minimal Seminggu Sekali

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 15 Desember 2025 | 17:36 WIB
Presiden Prabowo Subianto (SinPo.id/Youtube Setpres)
Presiden Prabowo Subianto (SinPo.id/Youtube Setpres)

SinPo.id - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengaku akan kembali menyambangi daerah terdampak banjir dan longsor di Sumatra. Rencananya, Presiden Prabowo akan mengunjungi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat minimal satu kali setiap minggu.

Hal tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 15 November 2025.

“Ke Sumatera Barat baru satu kali, rencananya saya akan segera ke sana lagi, saya merencanakan minimal seminggu sekali saya akan lihat daerah itu untuk memantau perkembangan,” kata Prabowo.

Presiden menekankan bahwa dirinya tidak bekerja sendirian, melainkan dibantu oleh para jajaran menteri Kabinet Merah Putih, relawan yang bergotong-royong, pemerintah daerah, hingga jajaran lembaga lainnya.

"Video tadi memang saya minta ditayangkan, tapi saya tadi tidak mengerti bahwa terlalu banyak yang mengucapkan terima kasih kepada saya,” kata Prabowo.

“Tolong disampaikan bahwa itu sesungguhnya bukan hasil saya, itu adalah hasil kerja sama kita semua, terutama mereka-mereka yang di lapangan, mereka yang bekerja keras berminggu-minggu, mereka yang juga mempertaruhkan nyawa, ada juga anggota kita yang kelihangan nyawa dalam rangka membantu rakyat yang terdampak," paparnya.

Lebih lanjut, Prabowo menegaskan bahwa seluruh elemen masyarakat bekerja keras untuk membantu korban bencana di Sumatra.

"Terutama mereka-mereka yang di lapangan, mereka yang bekerja keras berminggu-minggu, mereka yang juga mempertaruhkan nyawa. Ada juga anggota kita yang kehilangan nyawa dalam rangka membantu rakyat yang terdampak," kata Prabowo.

“Ya, rakyat kita sederhana, ya kan. Kalau Pemerintah Pusat sudah hadir atau elemen dari Pemerintah Pusat hadir, pasti mereka tahunya ini Bapak Prabowo, Bapak Presiden. Saya kira yaitu wajar rakyat berpikir seperti itu. Sebaliknya kalau enggak ada yang beres ya Bapak Presiden juga yang tanggung jawab. Jadi, yaitu risiko seorang pemimpin," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI