Perluas Akses Pasar, Menperin Harap Perjanjian Dagang RI-Eurasia Segera Diteken

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 13 Desember 2025 | 20:12 WIB
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita. (SinPo.id/ Dok. Kemenperin)
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita. (SinPo.id/ Dok. Kemenperin)

SinPo.id - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong percepatan penyelesaian dan penandatanganan Indonesia–Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I–EAEU FTA). Karena, perjanjian ini akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi pelaku industri Indonesia melalui peningkatan daya saing tarif dan pengurangan hambatan non-tarif.

"Kami berharap perjanjian ini dapat segera ditandatangani dan menjadi instrumen penting untuk memperkuat ketahanan rantai pasok serta memperluas penetrasi produk industri nasional di kawasan Eurasia," kata Agus dalam keterangannya, Sabtu, 13 Desember 2025. 

Agus menyampaikan, dengan ditekennya perjanjian itu, akan menjadi babak baru dalam kerja sama ekonomi Indonesia dengan negara-negara anggota EAEU, yakni Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia. Khusus Rusia, kerjasamanya dengan Indonesia saat ini terus menunjukkan perkembangan pesat dan semakin strategis. 

"Hubungan kedua negara telah bergerak ke arah yang lebih substantif dan komprehensif, khususnya dengan pertemuan antara Bapak Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, yang memperkuat koordinasi bilateral serta membuka ruang kerja sama strategis yang lebih luas," katanya. 

Agus merincikan, pada 2024, total perdagangan bilateral nonmigas dengan Rusia, mencapai US$3,9 miliar, tren peningkatannya sebesar 18,69 persen sejak tahun 2020. Hingga Oktober 2025, nilai perdagangan kedua negara telah meningkat menjadi US$ 4,04 miliar.

Di sisi lain, investasi Rusia di Indonesia juga mencatat pergerakan yang konsisten. Pada 2024, total investasi mencapai US$262,7 juta, sementara hingga September 2025, investasi Rusia telah mencapai US$147,2 juta. 

"Angka-angka tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari pelaku industri Rusia terhadap stabilitas ekonomi dan potensi pengembangan industri di Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Indonesia dan Rusia tengah menjajaki penyelesaian dua dokumen penting kerja sama industri. Yaitu, MoU on Cooperation in the Field of Shipbuilding dan MoU on Cooperation in the Field of Scientific Research on the Safe Use of Chrysotile Asbestos.

Salah satu MoU, yakni riset keselamatan penggunaan chrysotile asbestos, telah ditandatangani Menperin RI bersama Menteri Perindustrian dan Perdagangan Federasi Rusia Anton Alikhanov di Moskow, pada 8 Desember 2025. 

"Kami berharap, MoU lainnya dapat segera diselesaikan sehingga memberikan kejelasan kerangka kolaborasi bagi industri besar maupun IKM kedua negara," tuturnya.

Dalam konteks kerja sama multilateral, Indonesia berkomitmen mendukung program-program di bawah naungan BRICS. Salah satu fokus penting adalah partisipasi Indonesia dalam BRICS Centre for Industrial Competences (BCIC). 

Kerja sama itu akan menitikberatkan pengembangan berbagai sektor seperti digitalisasi industri, teknologi mobilitas baru, transportasi tanpa awak, pengembangan sumber daya manusia industri, pemberdayaan industri kecil dan menengah (IKM), transformasi digital, kecerdasan buatan, dan bioindustri.

"Kami menilai BCIC merupakan platform strategis bagi transfer teknologi dan percepatan modernisasi industri nasional menuju industri yang cerdas, hijau, dan inklusif," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI