Jadi Anggota Dewan IMO, Menhub: Bukti Kontribusi Indonesia Diakui Dunia Maritim
SinPo.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mulai merumuskan langkah-langkah strategis untuk memastikan kontribusi Indonesia selama menjadi anggota Dewan International Maritime Organization (IMO) periode 2026–2027, berjalan efektif dan berdampak pada tatanan maritim global.
"Hal yang turut dirumuskan termasuk penguatan posisi Indonesia, peningkatan kapasitas delegasi, serta kolaborasi erat dengan kementerian/lembaga terkait, baik nasional maupun internasional," kata Menhub Dudy Purwagandhi dalam keterangannya, Sabtu, 13 Desember 2025.
Menurut Dudy, keberhasilan ini bukan sekadar capaian diplomasi, melainkan mandat global yang harus dijalankan dengan komitmen tinggi dan kontribusi nyata bagi tata kelola kemaritiman dunia.
"Kepercayaan ini merupakan konsekuensi sekaligus tanggung jawab yang besar bagi Indonesia. Capaian ini bukan hanya persoalan angka atau posisi. Ini adalah cerminan nyata dari kepercayaan global terhadap konsistensi Indonesia dalam memperjuangkan keselamatan, keamanan, dan keberlanjutan pelayaran dunia," ujarnya.
Dalam pemilihan yang berlangsung pada Sidang Majelis IMO ke-34, akhir November lalu, Indonesia meraih 138 suara dan menempati posisi ke-5 dari 26 negara kandidat. Hasil ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara maritim yang kredibel dan memiliki peran strategis dalam pengembangan kebijakan pelayaran global.
Dudy menilai, keanggotaan di Dewan IMO membuka ruang strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam pembentukan kebijakan maritim internasional.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memikul tanggung jawab geografis dan historis dalam menjaga jalur pelayaran internasional, yang tak hanya sekadar menjadi pengguna jalur laut dunia, tetapi penjaga simpul-simpul strategisnya. Sejalan dengan visi Presiden Prabowo, di mana menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Keanggotaan ini bukan tujuan akhir, melainkan platform strategis untuk memastikan kepentingan nasional Indonesia terwakili dalam setiap perumusan kebijakan maritim global, sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia pada agenda penting dunia seperti dekarbonisasi pelayaran, digitalisasi maritim, serta peningkatan keselamatan dan kapasitas negara berkembang," imbuhnya.
Dudy juga menyoroti pentingnya kerja bersama seluruh pemangku kepentingan untuk menjawab tantangan maritim yang semakin kompleks. "Sinergi lintas kementerian dan lembaga, dukungan industri, asosiasi, dan seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci agar Indonesia dapat terus memperkuat posisinya dalam diplomasi maritim internasional," tukasnya.

