BGN Perketat SOP Sopir Pengantar MBG usai Kecelakaan Mobil SPPG

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 12 Desember 2025 | 14:04 WIB
Kepala BGN Dadan Hindayana menjenguk korban kecelakaan mobil mitra SPPG. (SinPo.id/dok. BGN)
Kepala BGN Dadan Hindayana menjenguk korban kecelakaan mobil mitra SPPG. (SinPo.id/dok. BGN)

SinPo.id - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN)  Dadan Hindayana memastikan, akan memperketat standar operasional prosedur (SOP) kendaraan hingga mekanisme penggantian sopir cadangan pengangkut layanan makan bergizi gratis (MBG). Tujuannya supaya insiden mobil mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menabrak sejumlah murid SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara, tidak terulang kembali. 

"Ya tentu saja, karena selama ini kan kita sudah lakukan, bahkan di dalam juknis kami sudah tertulis bahwa mobil sebelum digunakan untuk pengiriman itu wajib dicek setiap waktu. Dan dengan adanya kasus penggantian sopir, ini kelihatannya menjadi insight baru bagi BGN dan Kepala SPPG secara cermat mengganti atau memilih sopir cadangan yang kualifikasinya sama," kata Dadan di Jakarta, Jumat, 12 Desember 2025. 

Dadan menyampaikan, untuk seluruh korban mendapatkan penanganan medis maksimal. BGN terus memantau kondisi korban, berkoordinasi dengan rumah sakit, serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur operasional.

Dadan mengaku cukup prihatin atas kejadian tersebut. Sebab, pelayanan MBG di sekolah itu sudah berjalan baik sejak 24 Maret 2025, sebelum sopir reguler jatuh sakit dalam dua hari terakhir dan digantikan oleh sopir cadangan.

"Setelah kami cek, Alhamdulillah sopirnya memiliki SIM mungkin kurang berpengalaman. Kami masih mendalami penyebabnya," ujarnya. 

Hasil pemeriksaan awal dari pihak kepolisian menunjukkan bahwa kendaraan Mitra SPPG tersebut dalam kondisi prima. Sistem pengereman dan mesin berfungsi baik karena mobil merupakan keluaran 2024. 

Namun, berdasarkan keterangan lapangan, sopir pengganti diduga dalam kondisi kurang fit akibat kurang tidur, sehingga memicu kesalahan saat bermanuver di area yang menanjak.

Untuk perkembangan korbannya, sudah  sebelas siswa yang kembali ke rumah masing-masing. Kemudian ada empat yang sedang di-handle di Rumah Sakit Cilincing. 

"Dan ada yang dirawat di sini, ada tujuh orang, termasuk satu orang guru. Dua di antaranya memang harus dirawat intensif,” jelasnya.

Dadan menambahkan bahwa satu korban berada dalam kondisi sangat stabil, sementara satu lainnya ditangani tiga dokter secara intensif. BGN juga memastikan dukungan penuh kepada keluarga korban.

Terkait proses hukum, BGN menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. "Itu mekanisme kami ya, sopirnya sekarang masih di Polsek, setelah ini saya akan ke sana dan saya akan mendapat keterangan dari kepolisian," kata Dadan.

BGN juga akan berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait kelanjutan layanan MBG di lokasi tersebut. "Karena ini sangat terkait dengan trauma yang terjadi, jangan sampai kemudian kita paksakan dan anak-anak kita punya trauma," ujarnya.

Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati menambahkan, BGN berkomitmen melakukan evaluasi menyeluruh dan transparan.

"BGN turut berduka atas insiden ini dan memastikan seluruh korban mendapatkan perawatan terbaik. Kami juga melakukan investigasi internal bersama kepolisian untuk memastikan kejadian seperti ini tidak terulang," kata Hida.

Hida memastikan, komunikasi dengan keluarga korban akan dilakukan secara terbuka dan berkesinambungan.

"Kami berkomitmen memperbaiki seluruh aspek terkait SOP, termasuk mekanisme penggantian sopir dan pengecekan kendaraan, serta memastikan standar keamanan layanan MBG diterapkan maksimal," ujar Hida.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI