PMI Kerahkan Tim Mobile Clinic Obati Korban Bencana di Aceh

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 12 Desember 2025 | 10:55 WIB
Ilustrasi tim PMI membawa obat-obatan untuk korban bencana. (SinPo.id/dok. PMI)
Ilustrasi tim PMI membawa obat-obatan untuk korban bencana. (SinPo.id/dok. PMI)

SinPo.id -  Palang Merah Indonesia (PMI) mengirimkan Tim Mobile Clinic untuk memperkuat layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh. Tim ini terdiri dari tenaga medis dan non-medis, termasuk dokter, perawat, bidan, koordinator lapangan, serta personel dukungan psikososial. 

Sekretaris Jenderal PMI, A.M. Fachir, menyampaikan, penguatan tenaga kesehatan dari luar Sumatra perlu dilakukan pada fase ini.

"Pada awal respon, kami memaksimalkan tenaga kesehatan lokal di Pulau Sumatra. Namun kini sudah memasuki minggu ketiga setelah bencana, dan banyak tenaga lokal mulai kelelahan. Karena itu, saatnya kami mengerahkan tenaga kesehatan dari luar Sumatra, terutama dari lokasi-lokasi terdekat," ujar Fachir dalam keterangannya, Jumat, 12 Desember 2025. 

Fachir menjelaskan, tim Mobile Clinic PMI akan bertugas selama 14 hingga 21 hari di tiga wilayah terdampak, yaitu Aceh Tamiang, Pidie Jaya, dan Aceh Utara.

Adapun pengiriman pertama dilakukan oleh RS PMI Bogor, yang berangkat pada Jumat dini hari, Jumat, 12 Desember, melalui jalur udara. Selanjutnya, tim dari PMI Solo, PMI Provinsi DIY, PMI Kabupaten 
Bantul, dan PMI Provinsi Banten diberangkatkan pada Sabtu besok. 

Total personel yang dikerahkan yaitu 25 orang, terdiri dari 5 dokter, 10 perawat, 4 bidan, 4 koordinator, dan 2 personel dukungan psikososial (PSP). Rinciannya, dari RS PMI Bogor 1 koordinator, 1 dokter, dan 2 perawat, PMI Solo 1 koordinator, 1 dokter, dan 3 perawat. 

Kemudian, dari PMI Bantul 1 koordinator, 1 driver, 1 perawat, 1 dukungan psikososial, dan 2 bidan, PMI DIY 1 koordinator lapangan, 1 dokter, 2 perawat, dan 1 personel dukungan 
psikososial, serta dari PMI Banten 2 dokter, 2 bidan, dan 2 perawat

Fachir mengatakan, tim membawa sejumlah peralatan medis penting. Seperti  stetoskop, tensimeter, termometer, hecting set untuk menjahit luka, serta tas pertolongan pertama. 

"Obat-obatan difokuskan untuk menangani kasus-kasus yang saat ini paling banyak terjadi, seperti ISPA, diare, penyakit kulit, gatal-gatal, demam, dan flu," ujarnya 

Menurut data Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes per 10 Desember, jumlah kasus kesehatan di Aceh meliputi ISPA 4.727 kasus, penyakit kulit 4.199 kasus, diare 761 kasus, flu 694 kasus, 
dan demam 188 kasus. 

Hingga hari ini, Jumat, PMI telah memberikan layanan kesehatan dan dukungan psikososial di sejumlah wilayah di tiga provinsi terdampak. Capaian layanan meliputi 2.701 jiwa menerima layanan kesehatan, 2.318 jiwa menerima dukungan psikososial, dan 1.225 jiwa menerima layanan promosi kesehatan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI