Film Animasi Banyu dan Dokumenter Octopus Hunter Tayang Perdana, Kemenbud Luncurkan Kolaborasi Indonesia–Korea
SinPo.id - Kementerian Kebudayaan melalui Balai Media Kebudayaan menggelar pemutaran perdana film animasi Banyu dan film dokumenter Octopus Hunter di Studio XXI Plaza Senayan, Jakarta. Acara ini merupakan bagian dari program House of Indonesiana, hasil kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Republik Korea serta Korea Creative Content Agency (KOCCA) Korea Selatan.
Dalam sambutannya, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo menegaskan bahwa House of Indonesiana hadir sebagai wadah pelestarian cerita Indonesia melalui medium sinema.
“Kita punya kekuatan cerita yang begitu banyak, diwariskan turun-temurun dari nenek moyang. Tujuan kita mempelajari animasi dan dokumenter adalah agar cerita-cerita itu kekal abadi dan mudah dipahami generasi masa kini,” ujarnya.
Kolaborasi Kreatif Indonesia–Korea Dorong Sineas Muda ke Level Global
Senada dengan itu, Direktur Film, Musik, dan Seni Syaifullah mengapresiasi dukungan penuh KOCCA Korea Selatan serta talenta muda yang mengikuti pelatihan House of Indonesiana. Ia menilai program ini menjadi bukti nyata semangat gotong royong kreatif dalam memajukan industri film nasional.
“Melalui program ini, talenta muda Indonesia tidak hanya mendapat pelatihan teknis, tetapi juga penguatan rasa percaya diri untuk bersaing di kancah global. Industri kreatif Korea Selatan telah menjadi kekuatan budaya dunia melalui Hallyu. Kini, dengan semangat yang sama, kita ingin menjadikan Indonesia sebagai nama yang dikenal dunia,” ujarnya.
Syaifullah menambahkan bahwa dua karya yang diputar hari itu lahir dari proses pelatihan dan pendampingan intensif bersama para ahli KOCCA.
“Banyu dan Octopus Hunter bukan sekadar tontonan, tetapi narasi visual yang memotret identitas dan nilai budaya Indonesia melalui sudut pandang sineas muda kita,” imbuhnya.
Ia juga menekankan bahwa semakin banyak sineas muda Indonesia yang tumbuh dari berbagai latar belakang, didukung oleh kampus, lembaga pelatihan, dan ekosistem kreatif yang makin sehat. Program seperti House of Indonesiana dinilai penting untuk menjaga standar dan integritas karya.
“Kalian adalah garda terdepan kebudayaan Indonesia di era digital. Karya kalian adalah bukti bahwa cerita lokal punya daya tarik global,” ujar Syaifullah kepada para peserta.
Apresiasi KOCCA Korea Selatan
Director of Korea Creative Content Agency (KOCCA), Mr. Lee, mengapresiasi kerja sama budaya yang semakin kuat antara Indonesia dan Korea.
“Semoga pemutaran Banyu dan Octopus Hunter hari ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat kerja sama budaya antara Korea dan Indonesia,” kata Mr. Lee.
Dua Karya Baru: Banyu & Octopus Hunter
Setelah melalui proses pelatihan, dua karya terpilih diputar pada acara ini dan akan segera tayang di platform Indonesiana.tv:
Banyu
Film animasi tentang keseharian Banyu, seorang anak yang tinggal di pedesaan bawah laut bersama manta pari bernama Rima. Film ini memuat pesan moral tentang menjaga lingkungan dan saling memaafkan.
Octopus Hunter
Film dokumenter yang menyoroti kearifan lokal nelayan Pulau Langkai di Selat Makassar, yang menangkap gurita menggunakan teknik tradisional dengan umpan berbentuk gurita.
Acara pemutaran turut dihadiri oleh Ketua Lembaga Sensor Film Naswardi, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Ibnu Hamad, Kepala Balai Media Kebudayaan Abu Chanifah, serta perwakilan Iconix Korea Mrs. Mijung.
Harapan untuk Masa Depan Sinema Indonesia
Menutup acara, Direktur Syaifullah berharap kerja sama lintas negara seperti ini dapat terus diperkuat.
“Masa depan budaya global dibangun melalui dialog, bukan monolog. Mari kita terus perkuat jembatan kolaborasi Indonesia–Korea untuk memajukan kebudayaan nasional,” pungkasnya.
