Wamen P2MI Dorong Masyarakat NTT Manfaatkan Peluang Kerja Luar Negeri yang Prosedural

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 10 Desember 2025 | 14:02 WIB
Wakil Menteri P2MI Christina Aryani. (SinPo.id/dok. KP2MI)
Wakil Menteri P2MI Christina Aryani. (SinPo.id/dok. KP2MI)

SinPo.id - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memperluas informasi mengenai peluang kerja luar negeri dan pentingnya migrasi aman bagi masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya wilayah perbatasan. 

Menurut Christina, selama bertahun-tahun, NTT identik dengan tingginya angka keberangkatan pekerja migran nonprosedural. Kebiasaan ini terbentuk karena masyarakat terbiasa pergi ke Malaysia melalui jalur tidak resmi untuk bekerja di sektor-sektor seperti domestik maupun perkebunan sawit.

"Selama ini banyak warga berangkat tanpa prosedur karena faktor kebiasaan dan kurangnya informasi. Melalui sosialisasi ini, kami ingin memberi pemahaman langsung bahwa bekerja ke luar negeri sebenarnya dapat dilakukan secara prosedural, prosesnya jelas, dan tidak rumit," kata Christina dalam acara bertajuk "Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri dan Migrasi Aman" di NTT, dikutip Rabu, 10 Desember 2025. 

Christina menyampaikan, kementeriannya  telah menyediakan layanan resmi, termasuk kehadiran Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTT, serta memperkuat kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi NTT dan sejumlah pemerintah kabupaten/kota untuk memastikan akses informasi terkait bekerja di luar negeri semakin dekat dengan masyarakat.

Selama ini, banyak peluang yang jarang diketahui masyarakat di NTT utamanya daerah perbatasan lantaran terbatasnya akses informasi. 

Karena itu, KP2MI mengadakan sosialisasi yang tujuannya membuka wawasan dan mengarahkan warga untuk mengambil kesempatan melalui jalur resmi yang aman dan terlindungi negara.

Christina juga menjelaskan berbagai peluang kerja yang saat ini terbuka luas dan dapat diakses dengan keterampilan yang terjangkau. 

"Contohnya pekerjaan caregiver (pengasuh) lansia. Ini bisa dipelajari dengan keterampilan dasar dan kemampuan bahasa Inggris sederhana. Ada juga spa therapist atau wellness therapist yang semakin banyak dibutuhkan," tuturnya 

Dalam pelaksanaan kegiatan di NTT, Christina juga menggandeng Jaringan Relawan untuk Kemanusiaan (J-RUK) Kupang serta Romo Leo Mali dari Komunitas Comunione e Liberazione (CL) Indonesia. Sinergi ini diharapkan memperluas jangkauan edukasi dan menguatkan pendekatan komunitas dalam mendorong migrasi aman.

"Kemitraan dengan jaringan relawan dan tokoh masyarakat sangat penting agar pesan mengenai bekerja di luar negeri aman benar-benar sampai dan dipahami. Mereka adalah pihak yang selama ini dekat dengan warga dan menjadi jembatan efektif dalam penyebaran informasi," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI